05.05.2013 Views

panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer

panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer

panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

PANDUAN POLITIK SESAT TERHADAP ISLAM (DAN TENTARA SALIB)<br />

diterjemahkan kedalam bahasa Arab, mengenalkan banyak generasi Eropa akan<br />

kenikmatan langka dalam bi<strong>dan</strong>g matematika. Tapi kenyataannya, prinsip² yang<br />

dipakai al‐Khwarizmi telah ditemukan berabad² sebelum dia lahir—termasuk<br />

angka nol, yang sering disebut² sebagai penemuan Muslim. Bahkan apa yang kita<br />

kenal sekarang sebagai “Arabic numeral” tidak berasal dari Arab, tapi dari India<br />

masa sebelum Islam—<strong>dan</strong> “Arabic numeral’ itu tidak digunakan dalam bahasa Arab<br />

sekarang. Meskipun demikian, tidak bisa dibantah bahwa al‐Khwarizmi sangat<br />

berpengaruh. Kata aljabar itu sendiri berasal dari kata pertama dari judul risalatnya<br />

Al‐Jabr wa‐al‐Muqabilah; <strong>dan</strong> kata algoritma berasal dari namanya. Karya Al‐<br />

Khwarizmi membuka bi<strong>dan</strong>g baru dalam penjelajahan matematik <strong>dan</strong> sains di<br />

Eropa, jadi kenapa karya tersebut tidak menciptakan penjelajahan yang sama di<br />

dunia Islam? Hasilnya sudah jelas: Eropa secara mutakhir menggunakan aljabar,<br />

<strong>dan</strong> ini berhubungan dengan penemuan² lainnya, hingga membuat kemajuan<br />

teknologi yang signifikan; tapi para Muslim tidak begitu. Kenapa?<br />

Muhammad vs Yesus<br />

“Tak seorang pun yang baik selain dari pada Tuhan saja”<br />

(Markus 10:18)<br />

“Orang-orang Yahudi berkata: “Tangan Allah terbelenggu”, sebenarnya tangan merekalah<br />

yang dibelenggu <strong>dan</strong> merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan<br />

itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana<br />

Dia kehendaki.” (Qur’an 5.64)<br />

Ide bahwa tangannya Allah “tidak terbelenggu” adalah sebuah pencerminan dari<br />

kebebasan <strong>dan</strong> kekuasaan absolutnya. Jika Tuhan itu baik, seperti kata Yesus, Kebaikannya<br />

mungkin terlihat dari kekonsistenan penciptaanNya; tapi dalam Islam bahkan menyebut<br />

Allah baik saja akan membuatnya terbelenggu.<br />

Satu jawabannya adalah bahwa Eropa punya tradisi intelektual yang panjang yang<br />

membuat inovasi demikian dimungkinkan, sementara dunia Islam sama sekali<br />

tidak. Hal ini bahkan termasuk dalam penggunaan karya² Arab dengan cara yang<br />

oleh para Muslim itu sendiri juga tidak digunakan; Aristotle, bersama dengan<br />

komentator Muslimnya Avicenna <strong>dan</strong> Averroes, belajar di universitas Eropa di<br />

abad 12, sementara di dunia Islam karya² mereka diabaikan <strong>dan</strong> tentu saja tidak<br />

diajarkan di sekolah², yang waktu itu (juga sekarang) di konsentrasikan sebagian<br />

besar dengan menghafal <strong>dan</strong> belajar Qur’an. Terdapat juga filsuf² Islam terkenal<br />

lain; kenapa Avicenna <strong>dan</strong> Averroes dibaca di Barat, tapi jadi hal aneh dalam tradisi<br />

mereka sendiri? Kenapa filisofi bahkan sampai sekarangpun tidak diajarkan<br />

disekolah² Islam?<br />

Yang bertanggung jawab akan semua ini, terutama harus dibebankan pada Sufi<br />

Abu Hamid al Ghazali (1058‐1128). Meski dia adalah pemikir besar, namun dia<br />

menjadi juru bicara pemimpin bagi gerakan anti intelektualisme yang mencekik<br />

83

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!