panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer
panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer
panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
PANDUAN POLITIK SESAT TERHADAP ISLAM (DAN TENTARA SALIB)<br />
dibesar²kan dalam pernyataan yang dibuat oleh gubernur Ottoman di Arta, ketika<br />
dia diminta menjelaskan keganasan perlawanan para pemberontak. Katanya:<br />
“Kami telah berbuat salah pada para dhimmi (orang² Kristen) <strong>dan</strong> menghancurkan<br />
baik kekayaan maupun kehormatan mereka; mereka menjadi putus asa <strong>dan</strong><br />
mengangkat senjata. Ini baru permulaan <strong>dan</strong> pada akhirnya akan berujung pada<br />
kehancuran dari kekaisaran kita.” Penderitaan orang yunani dibawah<br />
pemerintahan Ottoman dengan demikian menjadi dasar penyebab perlawanan;<br />
rangsangan psikologis diberikan oleh keadaan. 91<br />
Sekarang para teroris jihad mengeluh bahwa barat telah menghancurkan kekayaan<br />
<strong>dan</strong> kehormatan mereka; tapi, seraya mereka terus melakukan tindakan kekerasan<br />
terhadap orang² tak bersalah—seperti kejadian 11 September 2001 <strong>dan</strong> banyak lagi<br />
serangan lain—keluhan ini hanya omong kosong belaka. Bahkan ada kemungkinan<br />
bahwa tindakan kekerasan yang terus dilakukan ini pada akhirnya akan<br />
membangkitkan perlawanan terhadap Islamisasi secara langsung <strong>dan</strong> jauh lebih<br />
kuat daripada yang selama ini kita lihat.<br />
Mitos PC: Orang² Yahudi dulu tinggal di tanah Muslim jauh<br />
lebih baik daripada orang Kristen Eropa<br />
Para juru bicara PC menegaskan setiap hari bahwa bahkan jika dhimma itu benar<br />
menjadikan orang Yahudi <strong>dan</strong> Kristen subjek terhadap diskriminasi <strong>dan</strong> gangguan,<br />
hal itu sebenarnya tidaklah seburuk perlakuan orang² Kristen Eropa yang terhadap<br />
orang² Yahudi. Sejarawan Paul Johnson menjelaskan: “Teorinya, status dhimmi<br />
orang Yahudi dibawah pemerintahan Muslim jauh lebih buruk dibanding ketika<br />
ada dibawah pemerintahan Kristen, karena adalah hak mereka untuk<br />
mempraktekan agama mereka, <strong>dan</strong> bahkan juga hak mereka untuk hidup, bisa<br />
setiap waktu dicabut. Tapi dalam prakteknya, para pejuang Arab yang menaklukan<br />
setengah dunia beradab dengan begitu cepat di abad ke‐7 <strong>dan</strong> 8 tidak punya<br />
keinginan untuk memusnahkan komunitas orang Yahudi yang menjadi pengusaha<br />
<strong>dan</strong> terpelajar yang memberi mereka pemasukan pajak yang besar <strong>dan</strong> melayani<br />
mereka dalam banyak cara.” 92<br />
Tentu saja dalam terminologi pembatasan hukum, hukum² Muslim jauh lebih ganas<br />
bagi orang Yahudi dibanding pemerintahan Kristen. Di tahun 1272, Paus Gregory X<br />
mengulang apa yang ditetapkan oleh Paus Gregory I di tahun 598: Yahudi “tidak<br />
boleh menderita kekurangan apapun dalam keistimewaan yang telah diberikan<br />
pada mereka.” Gregory X juga mengulang mandat Paus sebelumnya yang melarang<br />
pemaksaan agama (seperti juga dalam hukum Islam) <strong>dan</strong> memerintahkan bahwa<br />
“orang² Kristen tidak boleh menyita, menawan, melukai, menyiksa, memotong,<br />
membunuh atau melakukan kekerasan pada mereka; terlebih lagi, tidak<br />
91 Apostolos E. Vacolopolous, “Background and Causes of the Greek Revolution,” Neo-Hellenika, vol. 2, 1975,<br />
54-55; cited in Andrew G. Bostom, “The Islamization of Europe,” FrontPageMagazine.com, Dec 31, 2004.<br />
92 Paul Johnson, A History of the Jews (New York: Harper & Row, 1987), 175.<br />
54