You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
SELINGAN<br />
JAY DIRECTO/GETTY IMAGES<br />
Fargo. Lalu saya telepon KSAL Malaysia dan<br />
Singapura. Kepada mereka, saya sampaikan<br />
ketidaksetujuan jika Amerika masuk. Sebaiknya<br />
kita berkoordinasi untuk melakukan patroli<br />
karena Selat Malaka ada di tiga negara. Saya<br />
lalu ngomong ke media, tidak ada yang boleh<br />
masuk Selat Malaka kecuali tiga negara pantai.<br />
Fargo pun diam.<br />
Koordinasi patroli bersama itu pertama kali<br />
diresmikan oleh Panglima TNI Jenderal Endriartono<br />
pada 20 Juli 2004. Waktu itu hadir di<br />
atas KRI Tanjung Dalpele 972 Panglima Tentara<br />
Diraja Malaysia Jenderal Tan Sri Dato Zahidi<br />
dan Panglima Tentara Singapura Letnan Jenderal<br />
Ng Yat Chung. Juga saya bersama Kepala<br />
AL Tentara Diraja Malaysia Laksamana Dato Sri<br />
Muhammad Anwar dan Kepala AL Singapura<br />
Laksamana Muda Ronnie Tay. Patroli bersama<br />
itu mengerahkan 17 kapal (lima dari Malaysia,<br />
lima dari Singapura, dan tujuh dari Indonesia)<br />
per hari selama 24 jam nonstop.<br />
Kita sebenarnya tidak bisa apa-apa kalau<br />
Amerika mau campur tangan. Cuma, kita kan<br />
negara berdaulat, punya harga diri. Itu yang<br />
kita harus tunjukkan dulu. Kalau mengalah,<br />
sama saja jual negara. Sampai sekarang patroli<br />
masih berjalan, cuma mungkin satu negara<br />
cuma dua-tiga kapal.<br />
Selain patroli bersama, saya juga menggagas<br />
latihan bersama tiga negara menyapu ranjau<br />
di Selat Malaka. Itu bermula ketika saya di-<br />
MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015