30.04.2015 Views

BOB

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

FOKUS<br />

BENTROK<br />

POLISI<br />

VERSUS<br />

KPK<br />

PENANGKAPAN Wakil Ketua<br />

KPK Bambang Widjojanto<br />

membuka babak baru perseteruan<br />

polisi dengan lembaga<br />

antirasuah itu. Diduga kuat penangkapan<br />

Bambang merupakan aksi balasan atas<br />

penetapan calon Kepala Polri Komisaris<br />

Jenderal Budi Gunawan oleh KPK sebagai<br />

tersangka.<br />

Setidaknya telah tiga kali KPK berseteru<br />

dengan Polri. Berikut ini benturan kedua<br />

lembaga penegak hukum yang dikenal<br />

dengan istilah “Cicak versus Buaya” itu.<br />

5 OKTOBER 2012<br />

Irjen Djoko akhirnya memenuhi panggilan<br />

pemeriksaan di KPK. Ada rumor dia<br />

akan langsung ditahan.<br />

Malam harinya, Direktur Reserse Kriminal<br />

Umum Polda Bengkulu Komisaris<br />

Besar Dedy Rianto memimpin 25 penyelidik<br />

mendatangi gedung KPK hendak<br />

menangkap Komisaris Novel Baswedan<br />

dan menggeledah ruang kerjanya. Novel<br />

dituduh mengotaki penganiayaan hingga<br />

tewas tersangka kasus pencurian sarang<br />

burung walet di Bengkulu pada 2004.<br />

KPK menganggap penangkapan itu<br />

sebagai upaya kriminalisasi, dan mengungsikan<br />

Novel ke rumah perlindungan.<br />

Belakangan, ketahuan surat pemberitahuan<br />

dimulainya penyidikan sebagai syarat<br />

penangkapan Novel baru dibuat pada 7<br />

Oktober 2012.<br />

6 OKTOBER 2012<br />

150 personel Polda Metro Jaya dan 50<br />

dari Polsek Setiabudi menjaga gedung<br />

KPK dengan alasan mencegah bentrokan<br />

pendukung KPK dengan pihak lain. Presiden<br />

Susilo Bambang Yudhoyono minta<br />

penyelidikan terhadap Novel ditunda.<br />

16 OKTOBER 2012<br />

Kapolri Jenderal Timur Pradopo menyetop<br />

penyelidikan kasus penganiayaan<br />

hingga Novel menyelesaikan tugasnya di<br />

KPK.<br />

30 NOVEMBER 2012<br />

Mabes Polri mengirim surat penarikan<br />

penyelidiknya di KPK, termasuk Novel<br />

Baswedan, yang merupakan ketua satgas<br />

penyidik kasus Djoko Susilo.<br />

KPK Versus Komisaris Jenderal<br />

Susno Duadji<br />

JUNI 2009<br />

Beredar kabar KPK menyadap telepon<br />

Kepala Bareskrim Komjen Susno Duadji.<br />

Diduga Susno menerima gratifikasi setelah<br />

membantu pencairan dana milik pengusaha<br />

Boedi Sampoerna di Bank Century<br />

yang terancam dilikuidasi. Upaya itu diibaratkan<br />

Susno sebagai cicak berusaha<br />

melawan buaya.<br />

26 AGUSTUS 2009<br />

Bareskrim menetapkan Wakil Ketua KPK<br />

Chandra M. Hamzah sebagai tersangka<br />

dalam kasus suap dari Anggoro Widjojo,<br />

tersangka korupsi pengadaan sistem komunikasi<br />

radio terpadu. Polisi menyatakan<br />

memegang bukti suap Rp 5,2 miliar dari<br />

adik Anggoro, Anggodo Widjojo, yang<br />

diperantarai Ary Muladi. Chandra juga dituding<br />

menyalahgunakan wewenang saat<br />

mencegah Anggoro ke luar negeri.<br />

3 DESEMBER 2012<br />

Djoko Susilo ditahan KPK.<br />

3 SEPTEMBER 2013<br />

Majelis hakim Pengadilan Tipikor memvonis<br />

bersalah Djoko Susilo dan menghukumnya<br />

10 tahun penjara. Pengadilan<br />

Tinggi Jakarta memperberat hukuman<br />

menjadi 18 tahun penjara, denda Rp 1 miliar,<br />

serta membayar uang pengganti Rp 32<br />

miliar.<br />

11 NOVEMBER 2014<br />

Brigjen Didik Purnomo ditahan KPK dan<br />

hingga saat ini masih menjalani persidangan.<br />

15 SEPTEMBER 2009<br />

Wakil Ketua KPK Bibit Samad Riyanto<br />

ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus<br />

yang sama. Polisi juga memeriksa pimpinan<br />

KPK, M. Jasin dan Haryono Umar.<br />

29 OKTOBER 2009<br />

Chandra dan Bibit ditahan di Mako<br />

Brimob Kelapa Dua, Depok. Alasannya,<br />

mencegah keduanya menggiring opini<br />

publik atas penyelidikan dengan berbicara<br />

kepada pers.<br />

3 NOVEMBER 2009<br />

Polisi membebaskan Chandra dan Bibit<br />

setelah rekaman percakapan Anggodo<br />

dibuka di Mahkamah Konstitusi dan terungkap<br />

rencana kriminalisasi serta pembunuhan<br />

terhadap keduanya jika skenario<br />

memasukkan ke penjara berhasil.<br />

1 DESEMBER 2009<br />

Kejaksaan mengeluarkan surat ketetapan<br />

penghentian penuntutan, yang pada 19<br />

April 2010 dianggap tidak sah oleh Pengadilan<br />

Negeri Jakarta Selatan. Pengadilan<br />

Tinggi Jakarta dan Mahkamah Agung<br />

menguatkan putusan itu.<br />

OKTOBER 2010<br />

Kejaksaan melakukan deponering kasus<br />

Bibit-Chandra. Deponering adalah penghentian<br />

kasus demi kepentingan orang<br />

banyak.<br />

KPK Versus Komisaris Jenderal<br />

Budi Gunawan<br />

13 JANUARI 2015<br />

KPK menetapkan Komjen Budi Gunawan<br />

sebagai tersangka dalam kasus transaksi<br />

mencurigakan di rekening banknya<br />

dan gratifikasi ketika menjabat Kepala Biro<br />

Pembinaan Karier Deputi Sumber Daya<br />

Manusia di Mabes Polri pada 2003-2006.<br />

KPK menyatakan sudah memiliki dua alat<br />

bukti.<br />

Penetapan ini sehari sebelum Budi, yang<br />

merupakan calon tunggal Kapolri, menjalani<br />

uji kelayakan di DPR. DPR meloloskan<br />

Budi, tapi Presiden Joko Widodo menunda<br />

pelantikannya. Mabes Polri tak menonaktifkan<br />

Budi sehingga ia tetap menjabat<br />

Kepala Lembaga Pendidikan Polri.<br />

20 JANUARI 2015<br />

Budi Gunawan mengajukan permohonan<br />

praperadilan atas KPK ke Pengadilan<br />

Negeri Jakarta Pusat<br />

21 JANUARI 2015<br />

Budi Gunawan melaporkan Ketua KPK<br />

Abraham Samad dan Wakil Ketua KPK<br />

Bambang Widjojanto ke Kejaksaan Agung<br />

dengan tuduhan menyalahgunakan kekuasaan<br />

dan melanggar Undang-Undang<br />

Tindak Pidana Korupsi karena surat penetapan<br />

tersangka yang seharusnya ditandatangani<br />

oleh seluruh pimpinan KPK ternyata<br />

hanya diteken Samad dan Bambang.<br />

KPK Versus Inspektur Jenderal<br />

Djoko Susilo<br />

27 JULI 2012<br />

KPK menetapkan Kepala Korps Lalu<br />

Lintas (Korlantas) Polri Irjen Djoko Susilo<br />

sebagai tersangka dalam kasus korupsi<br />

pengadaan alat simulator uji surat izin<br />

mengemudi. Wakil Kepala Korlantas<br />

Brigjen Didik Purnomo juga ditetapkan<br />

sebagai tersangka dalam kasus yang sama<br />

pada Agustus 2012. Penyelidikan kasus ini<br />

dipimpin Komisaris Novel Baswedan.<br />

31 JULI 2102<br />

KPK menggeledah kantor Djoko, yang<br />

dipimpin langsung Ketua KPK Abraham<br />

Samad dan dua wakilnya, Bambang Widjojanto<br />

serta Busyro Muqoddas.<br />

23 JANUARI 2015<br />

Bambang Widjojanto ditangkap penyelidik<br />

Bareskrim Polri dengan sangkaan<br />

menyuruh orang lain bersaksi palsu dalam<br />

sidang sengketa pemilihan Bupati Kotawaringin<br />

Barat antara pasangan Sugianto<br />

Sabran-Eko Soemarno dan Ujang Iskandar-Bambang<br />

Purwanto di Mahkamah<br />

Konstitusi.<br />

Kasus ini dilaporkan oleh calon bupati<br />

Sugianto Sabran yang menang dalam<br />

penghitungan suara tapi didiskualifikasi<br />

oleh MK. Bambang adalah penasihat hukum<br />

lawan pasangan Sugianto-Eko.<br />

Wakil Kepala Polri Komjen Badrodin<br />

Haiti sebelumnya sempat membantah<br />

penangkapan. Namun Kepala Bareskrim<br />

Inspektur Jenderal Budi Waseso membenarkannya.<br />

KPK berkeberatan atas penangkapan<br />

Bambang dan meminta penangguhan<br />

penahanan. Bambang dilepas pada pukul<br />

02.00 WIB. ■ KEN YUNITA | OKTA WIGUNA<br />

28 SEPTEMBER 2012<br />

Djoko Susilo mangkir dari pemeriksaan.<br />

4 OKTOBER 2012<br />

Polri memanggil lima penyelidiknya,<br />

termasuk Novel Baswedan, karena masa<br />

tugasnya di KPK usai pada 12 September<br />

2012. KPK menolak karena menduga itu<br />

sebagai upaya mengganggu penyelidikan<br />

kasus Djoko Susilo. Novel menyatakan sering<br />

diteror sejak menangani kasus Djoko.<br />

MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015<br />

MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!