You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
SENI HIBURAN<br />
PAMERAN<br />
Utrecht, Drift<br />
LITHOGRAPH<br />
ELIHAT bajaj,<br />
bagi warga Jakarta<br />
yang tiap<br />
hari melihat<br />
jenis kendaraan<br />
ini, jadi tak beda<br />
dengan melihat<br />
tiang listrik atau<br />
lampu pengatur lalu lintas. Warna merah dan<br />
cara beloknya yang sering kali bikin kaget<br />
orang di belakangnya itu sudah jadi bagian<br />
dari jalanan dan keseharian, tak ada yang istimewa.<br />
Namun, bagi Jeroen Hermkens, warga<br />
negara Belanda, kerumunan bajaj di luar Stasiun<br />
Gondangdia, Jakarta Pusat, merupakan<br />
pemandangan menarik. Apalagi saat itu hujan<br />
lebat, air got meluap, dan orang berlalu<br />
lalang dengan payung terkembang.<br />
Maka dia buat sketsa untuk kemudian dibuat<br />
litografi (mencetak di atas bidang halus)<br />
Bajaj serta lukisan Bajaj I dan Bajaj II. Dari<br />
tiga karya pada 2014 itu, kita dapat menangkap<br />
nuansa lain dari kendaraan beroda tiga<br />
ini di belantara kota yang biasa diidentikkan<br />
dengan panas, macet, dan berpolusi.<br />
Mengambil tajuk “Love for the City”, lukisan<br />
dan litografi Jeroen Hermkens dipamerkan<br />
di Erasmus Huis, Jakarta, pada 17-20<br />
Januari 2015. Sebagian besar tentang Jakarta,<br />
Bandung, Bogor, dan beberapa tentang kotakota<br />
di Belanda. Seniman yang dikenal deng-<br />
MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015