30.04.2015 Views

BOB

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

KOLOM<br />

l S-2, Pascasarjana Universitas<br />

Andalas, 2008.<br />

l S-2, William and Mary Law<br />

School, Virginia, Amerika<br />

Serikat, 2014.<br />

Karier:<br />

l Dosen Hukum Tata Negara<br />

Universitas Andalas.<br />

l Peneliti Pusat Studi Konstitusi<br />

(PUSaKO) Universitas<br />

Andalas.<br />

Karya:<br />

l Perubahan UUD 1945 Melalui<br />

Putusan MK, Rajawali<br />

Press, 2011.<br />

l Hukum Acara Mahkamah<br />

Konstitusi, Setjen Kepaniteraan<br />

MK RI<br />

lam pemberantasan korupsi. Jadi, sebelum mempertanyakan etika Abraham, PDIP<br />

harus terlebih dulu berkaca pada segala tindakannya tersebut. Lalu, kondisi apa<br />

yang menyebabkan Hasto berani malu membongkar aib partai sendiri?<br />

Sulit bagi PDIP untuk menghindari dugaan bahwa pernyataan Hasto berkaitan<br />

dengan tertundanya pelantikan Budi Gunawan (BG) sebagai Kepala Polri. Pernyataan<br />

Hasto seolah Abraham menaruh dendam terhadap BG, yang dianggap<br />

menggagalkannya sebagai calon wapres PDIP, patut dikritik. Sejauh manakah pengaruh<br />

BG dalam menentukan kebijakan PDIP sehingga dapat menentukan siapa<br />

yang berhak menjadi calon wapres atau tidak? Bukankah BG merupakan aparat<br />

penegak hukum yang harus independen?<br />

Jadi pernyataan Hasto itu tidak boleh menjadi alasan bagi publik mencurigai<br />

kinerja KPK. Setidaknya terdapat tiga alasan agar publik tidak terpengaruh “hasutan”<br />

PDIP. Pertama, asas satu saksi bukanlah saksi (unus testis nullus testis, Pasal<br />

169 HIR/306 R.Bg) harus dijadikan pedoman dalam melihat perkara ini. Keterangan<br />

yang disampaikan Hasto bukan berarti kebenaran mutlak, karena tuduhannya<br />

berpotensi menjadi fitnah yang berupaya menghancurkan kesolidan internal KPK.<br />

Jikapun pertemuan itu terjadi, keinginan Abraham menjadi calon wapres bukanlah<br />

kejahatan pidana. Apalagi jika Ketua KPK itu tidak menjanjikan kepada PDIP keuntungan<br />

apa pun yang terkait dengan jabatannya.<br />

Kedua, penetapan status tersangka BG tidak dapat dikaitkan dengan hasrat<br />

Abraham menjadi calon wapres. Sebab, Pasal 21 Ayat (5) UU Nomor 30 Tahun<br />

2002 tentang KPK menyatakan bahwa pimpinan KPK bekerja secara kolektif. Penentuan<br />

seseorang sebagai tersangka merupakan kerja bersama pimpinan KPK.<br />

Suara Abraham hanya satu dari lima (sekarang empat) suara pimpinan yang ada,<br />

sehingga penetapan BG sebagai tersangka tidak dapat dibatalkan dengan langkah<br />

MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!