30.04.2015 Views

BOB

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

FOKUS<br />

Ilustrasi pembalakan liar.<br />

Sugianto tercatat sebagai<br />

Direktur Tanjung Lingga<br />

Group yang diduga terlibat<br />

pembalakan liar di Taman<br />

Nasional Tanjung Puting,<br />

Kalimantan Tengah.<br />

ULET IFANSASTI/GETTY IMAGES<br />

DUA orang itu meringkuk di ruang<br />

tahanan markas polisi di Pangkalan<br />

Bun. Salah satunya adalah pendiri<br />

organisasi pencinta lingkungan Telapak,<br />

Ambrosius “Ruwi” Ruwindrijarto, yang<br />

muka dan sekujur badannya lebam.<br />

Satunya lagi adalah Faith Doherty, perempuan<br />

berkebangsaan Inggris. Empat jari tangan<br />

Doherty, aktivis Environmental Investigation<br />

Agency, patah.<br />

Tiga hari mereka mendekam di sana. Di luar,<br />

massa yang mengepung kantor polisi meneriakkan<br />

ancaman kepada keduanya. Sesekali<br />

jendela ruang tahanan digebrak menggunakan<br />

parang yang dibawa kawanan peneror itu.<br />

Awal Januari 2000 itu, Ruwi dan Doherty diamankan<br />

setelah disekap di kantor perusahaan<br />

kayu Tanjung Lingga Group. Mereka dijemput<br />

paksa dari Hotel Kecubung, Pangkalan Bun,<br />

dengan alasan diminta bertemu dengan pemilik<br />

Tanjung Lingga, Abdul Rasyid, buat membahas<br />

laporan investigasi mereka.<br />

Ternyata di sana mereka sudah ditunggu<br />

sekelompok orang yang dipimpin dua direktur<br />

Tanjung Lingga, Sugianto Sabran Efendi dan<br />

Een Juhaeriyah. Ruwi dan Doherty dibawa ke<br />

ruangan di atas kantor, lalu dipukuli dan ditendang.<br />

“Sewaktu disekap itu, saya dipukul di wajah<br />

dan badan,” kata Ruwi kepada majalah detik.<br />

MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!