30.04.2015 Views

BOB

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

INSPIRING PEOPLE<br />

RACHMAN/DETIKCOM<br />

nyata, 70 persen pecandu narkotik yang<br />

dirawat di Rumah Pengasih ini berasal dari<br />

Indonesia. Melihat keberhasilan metode pemulihan<br />

Rumah Pengasih, suami Aisah mendorong<br />

istrinya belajar metode rehabilitasi<br />

pecandu di sana.<br />

Aisah, yang semula berniat menjadi dokter<br />

spesialis anak, membelokkan cita-citanya.<br />

“Apalagi saya juga ingin membantu adik<br />

supaya bisa segera pulih,” ujar ibu lima anak<br />

ini. Pada 1997, sepulang belajar dan menemani<br />

adiknya menjalani rehabilitasi, Aisah<br />

dan suaminya memutuskan mendirikan unit<br />

rehabilitasi pecandu narkoba, yang bekerja<br />

sama dengan Rumah Sakit Harum, rumah<br />

sakit swasta di Kalimalang. Ia menerapkan<br />

metode yang ia pelajari dari Rumah Pengasih.<br />

Keduanya berpendapat bahwa pengobatan<br />

untuk pengguna narkoba tidak bisa dilakukan<br />

sekaligus. Perlu beberapa fase pengobatan,<br />

di antaranya detoksifikasi, rehabilitasi, dan<br />

after-care.<br />

Walaupun hanya bermodal pengetahuan<br />

yang masih minim, Aisah dan suaminya sangat<br />

bersemangat membantu para pecandu untuk<br />

lepas dari racun narkoba. Dalam sehari, ketika<br />

praktek dibuka, ada 6-15 pasien datang. Jika ada<br />

pasien tak mampu membayar, tak jadi soal bagi<br />

Aisah. Enam tahun kemudian, bekerja sama<br />

dengan Rumah Sakit Bhayangkara di Ciputat,<br />

Aisah membuka klinik rehabilitasi.<br />

Setelah sekian lama berhubungan dengan<br />

para pecandu, Aisah bertanya-tanya. “Mau<br />

dibawa ke mana para mantan pecandu ini<br />

MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!