30.04.2015 Views

BOB

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

INTERNASIONAL<br />

mua bersekolah di sekolah khusus keturunan<br />

Yahudi.<br />

Felix dan keluarganya merasa semakin tak<br />

aman tinggal di Prancis. Dia tak yakin kondisi<br />

keamanan akan membaik, terutama bagi komunitas<br />

Yahudi. “Dalam beberapa hari, situasi<br />

akan kembali seolah-olah tak terjadi apa-apa,<br />

dan dalam beberapa bulan, kami akan kembali<br />

dipanggil sebagai Yahudi yang menjijikkan.”<br />

Sebenarnya mereka sudah lama berniat<br />

DI SEJUMLAH NEGARA EROPA, MAYORITAS<br />

KOMUNITAS YAHUDI MERASA TAK LAGI<br />

PUNYA MASA DEPAN.”<br />

aliyah, berimigrasi ke Israel. Namun, setiap kali<br />

hubungan antara Israel dan negara-negara<br />

tetangganya memburuk, dia mengurungkan<br />

niat. Yang bikin susah Felix, panasnya situasi<br />

politik di Israel kadang merambat jauh hingga<br />

ke Paris. Pertengahan tahun lalu, saat Israel<br />

membombardir Jalur Gaza, sebagian muslim<br />

di Paris turun ke jalan dan meneriakkan “Mati<br />

bagi Yahudi.”<br />

“Saat aku keluar membeli rokok, aku merasakan<br />

ketegangan dengan komunitas muslim,”<br />

kata Felix. Rencananya, paling telat April ini,<br />

keluarga Felix siap mengemas barang-barang<br />

mereka dan terbang ke Israel. Tapi serangan<br />

brutal Amedy Coulibaly ke Hyper Cacher<br />

membuat Felix berubah pikiran. Keluarganya<br />

ingin segera angkat kaki dari Paris. “Siang sehari<br />

setelah serangan itu, kami mendaftarkan<br />

diri untuk berangkat ke Israel bulan depan.”<br />

Felix sudah membeli rumah tepi pantai di<br />

Agamim, tak jauh dari Netanya, Israel. Dia<br />

yakin keempat anaknya bakal suka tinggal di<br />

sana. “Kami sudah bilang rasanya akan seperti<br />

tengah berlibur,” kata Felix. Dia juga yakin bisa<br />

bertahan hidup di sana, apalagi harga barang<br />

di Israel lebih murah ketimbang harga di Paris.<br />

“Asalkan ada komputer dan telepon, aku bisa<br />

bekerja di mana saja.... Aku tahu berat hidup di<br />

Israel, tapi tak jadi masalah selama anak-anakku<br />

senang.”<br />

lll<br />

MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!