You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
INSPIRING PEOPLE<br />
RACHMAN/DETIKCOM<br />
kamar kontrakan tandas tak bersisa ditukar<br />
dengan barang-barang “setan” itu. Hanya kasur<br />
satu-satunya barang di kamarnya yang tak ikut<br />
dijual. Bahkan sepeda motor milik kakaknya<br />
pun berakhir di Pegadaian. Semuanya demi pil<br />
setan itu.<br />
Saat itu rasanya tak ada yang bisa memisahkan<br />
Adel dengan ekstasi, putau, dan sabu.<br />
Tidak pula kematian kedua saudara kandungnya<br />
akibat kecanduan obat terlarang. Dari lima<br />
bersaudara, hanya satu orang kakak Adel yang<br />
ogah menyentuh narkoba.<br />
“Saat itu, saya berpikir, tak mungkin bisa<br />
berhenti karena rasa sakit yang saya alami,”<br />
katanya. Jauh sedikit saja dari narkoba, tubuhnya<br />
panas-dingin, hidung meler, batuk-batuk,<br />
tenggorokan gatal, kuping berdengung, tulang<br />
ngilu, dan badan sakit tak keruan. Perintah dari<br />
kedua orang tuanya untuk pulang ke rumah tak<br />
dia gubris. Ancaman dari ayahnya yang berniat<br />
melaporkannya ke polisi juga cuma dianggap<br />
angin lewat oleh Adel.<br />
Hingga akhirnya dia mendengar kabar bahwa<br />
orang tuanya sakit berat. Hatinya melunak.<br />
Apalagi belakangan dia positif terdiagnosis terinfeksi<br />
HIV. Dokter Aisah Dahlan-lah yang menunjukkan<br />
jalan apa yang harus Adel tempuh<br />
supaya dia bisa mencuci candu dalam darahnya.<br />
Sekarang Adel mengklaim sudah bersih dari<br />
pengaruh candu narkotik. “Sudah cukuplah<br />
yang kemarin-kemarin. Saya menyesal, di saat<br />
orang lain sudah berbuat banyak hal, saya baru<br />
MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015