30.04.2015 Views

BOB

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

KRIMINAL<br />

pati suaminya terbujur kaku di hadapannya,<br />

ia kembali jatuh pingsan. Anak<br />

tunggalnya yang masih berusia 11 tahun,<br />

Herjuno Wisnu Aji, ikut menangis sejadijadinya.<br />

Maut memang sering kali datang tanpa<br />

permisi. Wajar jika keluarga korban, baik<br />

yang meninggal maupun terluka, masih<br />

tak percaya atas apa yang terjadi. Apalagi<br />

jika maut itu disebabkan oleh tindakan<br />

konyol seseorang. Mereka juga meminta<br />

tersangka pelaku, Christopher Daniel Sjarif,<br />

dijatuhi hukuman setimpal. Keluarga<br />

korban meninggal juga berharap pelaku<br />

ikut menanggung beban akibat ulahnya<br />

itu.<br />

“Saya secara pribadi berharap pelaku<br />

menanggung biaya anak almarhum sampai<br />

kuliah. Anaknya masih kecil,” tutur<br />

Hasan Basri, 34 tahun, kakak ipar Wisnu<br />

Anggoro.<br />

Pengacara Christopher, Agus Salim,<br />

memang menjanjikan keluarga kliennya<br />

akan memberikan santunan kepada para<br />

keluarga korban. Meski begitu, belum<br />

diketahui berapa nilainya. “Ada (santunan)<br />

pasti, tapi belum tahu berapa,” ucap<br />

Agus di Markas Kepolisian Resor Jakarta<br />

Selatan, Rabu pekan lalu.<br />

Adapun PT Jasa Raharja telah memberikan<br />

santunan kepada para ahli waris<br />

keluarga korban tewas. Masing-masing<br />

menerima Rp 25 juta. Sedangkan korban<br />

luka akan menerima santunan masingmasing<br />

Rp 10 juta.<br />

“Kami sudah mentransfer kepada ahli<br />

waris korban yang meninggal. Kami<br />

proaktif langsung mentransfernya,” kata<br />

Kepala Jasa Raharja Cabang DKI Jakarta<br />

Dedy Sudrajat.<br />

Namun berapa pun jumlah yang<br />

diberikan memang tak bisa menggantikan<br />

duka lara serta penderitaan yang<br />

dirasakan keluarga korban meninggal.<br />

Apalagi mereka yang tewas itu adalah<br />

tiang keluarga, suami, dan ayah anakanak<br />

yang masih membutuhkan biaya<br />

pendidikan serta hidup mereka hingga<br />

dewasa. ■<br />

ADITYA MARDIASTUTI, YUDHISTIRA A. | M. RIZAL<br />

Korban tewas tabrakan maut<br />

Pondok Indah:<br />

1. Wisnu Anggoro, 32 tahun, pegawai<br />

bank<br />

2. Iptu Batang Oenang Lubis, 49<br />

tahun, polisi<br />

3. Mustopa, 28 tahun<br />

4. Mahyudi Herman, 43 tahun, karyawan<br />

swasta<br />

Polisi melakukan olah tempat kejadian<br />

perkara kecelakaan maut menggunakan<br />

mobil Traffic Accident Analisys di Jalan<br />

Sultan Iskandar Muda, Jakarta Selatan,<br />

Kamis (22/1).<br />

HERIANTO BATUBARA/DETIKCOM<br />

MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!