30.04.2015 Views

BOB

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

GAYA HIDUP<br />

dilakukan di dalam mobil.<br />

Ia punya dapur utama untuk mempersiapkan<br />

bahan-bahan makanan. “Dapur itu<br />

tempat menyiapkan bahan-bahan, masaknya<br />

di truk,” kata Junas, yang biasa menjual 100<br />

porsi makanan.<br />

Fenomena food truck di Indonesia tidak hanya<br />

dimanfaatkan pelaku usaha untuk menarik<br />

konsumen. Menurut Gary, kehadiran food<br />

truck dapat mengubah cara pandang orang<br />

mengenai jajanan kaki lima.<br />

“Jadi kita seperti meng-create satu habit<br />

baru, sosialisasi bahwa jajanan di jalan itu enak<br />

lo dan harganya terjangkau. Kapan lagi makan<br />

sirloin di pinggir jalan dengan rasa enak, ya,”<br />

ujar Gary.<br />

Iman, salah satu pelanggan food truck,<br />

mengaku mendapat pengalaman baru saat<br />

jajan. “Makan enak tapi enggak resmi kayak di<br />

restoran. Enak,” ujarnya.<br />

Meskipun kehadiran food truck mulai menjamur<br />

di beberapa tempat di Jakarta, Iman<br />

masih sangsi konsep baru ini dapat bertahan<br />

dalam jangka waktu lama.<br />

“Orang Indonesia itu suka musiman. Kalau<br />

nanti ada konsep baru, bisa jadi (food truck)<br />

akan hilang. Karena orang indonesia itu lifestyle-nya<br />

demanding banget,” ujar Iman.<br />

Apalagi cuaca dan udara di Jakarta mungkin<br />

kurang cocok untuk konsep seperti ini. Kalau<br />

sekarang sedang jadi tren, mungkin karena<br />

orang ingin menjajal pengalaman baru saja.<br />

“Di Amerika mungkin udara lebih bersih<br />

dan tidak panas seperti di Jakarta. Jadi ( food<br />

truck) mungkin musiman saja,” ujar Kiki, salah<br />

satu pengunjung. Hmm, setujukah Anda? n<br />

MELISA MAILOA | KEN YUNITA<br />

MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!