Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
INTERVIEW<br />
“USIA PERNIKAHAN PERLU DITINGKATKAN DARI 16 MENJADI 18 TAHUN.”<br />
MESKI latar akademisnya adalah linguistik,<br />
Yohana S. Yembise mengamati betul pola<br />
kehidupan masyarakat, khususnya kaum<br />
perempuan dan anak-anak di kawasan timur<br />
Indonesia. Tak aneh bila Presiden Joko Widodo<br />
mempercayainya sebagai Menteri Pemberdayaan<br />
Perempuan dan Perlindungan Anak.<br />
Jabatan itu sekaligus menjadi simbol perjuangan<br />
dan perlawanan atas dominasi adat<br />
di Papua, yang umumnya didominasi lakilaki.<br />
“Isu utama di sana (Papua dan Maluku)<br />
adalah kekerasan dalam rumah tangga, akibat<br />
adat istiadat yang keras,” katanya saat<br />
ditemui majalah detik, Kamis lalu.<br />
Terkait tingkat kekerasan terhadap anak<br />
yang kian memprihatinkan, Yohana punya<br />
analisis menarik. Menurut dia, hal itu antara<br />
lain lantaran ekses perkawinan dini. Karena<br />
itu, dia berniat meningkatkan usia pernikahan<br />
dari minimal 16 menjadi 18 tahun. Bagaimana<br />
dia akan mewujudkan hal itu? Simak petikan<br />
paparannya berikut ini.<br />
Ada instruksi khusus dari Presiden<br />
terkait persoalan perempuan dan perlindungan<br />
anak?<br />
Tidak secara langsung, tapi mungkin karena<br />
saya berlatar belakang guru, yang biasanya<br />
ada naluri edukatifnya. Saya sudah membuat<br />
suatu terobosan, sebuah pemberdayaan perempuan<br />
di Papua.<br />
Presiden secara implisit berharap kepakaran<br />
saya bisa menjawab persoalan perempuan dan<br />
anak. Saya agak shock. Setelah ditunjuk, saya<br />
mau tidak mau menerima jabatan ini dan saya<br />
harus percaya diri. Ini merupakan tantangan<br />
bagi saya.<br />
Secara umum, bagaimana Anda melihat<br />
kondisi perlindungan perempuan Indonesia?<br />
Di negara kita, yang masih developing<br />
MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015