30.04.2015 Views

BOB

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

INSPIRING PEOPLE<br />

Saat itu, saya<br />

berpikir, tak mungkin<br />

bisa berhenti.<br />

RACHMAN/DETIKCOM<br />

akan memulai langkah baru,” ujar Adel. Beruntung<br />

upayanya untuk pulih didukung tak hanya<br />

oleh suaminya yang juga sesama mantan<br />

pengguna narkoba, tapi juga oleh keluarganya<br />

serta para sahabatnya di Yayasan Sahabat Rekan<br />

Sebaya (SRS).<br />

●●●<br />

“Saya ini KKN, Mbak,” Aisah Dahlan, 45 tahun,<br />

memperkenalkan diri. KKN yang dia maksud<br />

tak ada hubungannya dengan korupsi, melainkan<br />

singkatan dari Keluarga Korban Narkoba.<br />

Dua puluh tahun lalu, keluarga orang tua<br />

Aisah kaget setengah mati setelah mereka<br />

menerima hasil tes urine Sahril Dahlan, adik<br />

kandung Aisah. Siapa orang tua yang tak<br />

terkejut mendapati tes urine anaknya positif<br />

mengandung opium.<br />

Kedua orang tuanya, juga Aisah, setengah<br />

tak percaya dengan hasil tes itu. Apalagi sang<br />

adik juga membantah memakai narkotik. Sahril<br />

malah menduga ada temannya yang iseng memasukkan<br />

opium ke dalam kopinya. Tapi tandatanda<br />

itu sebenarnya sudah lama kelihatan.<br />

Suami Aisah, yang masa kecilnya bertetangga<br />

di lingkungan para pecandu narkotik, sudah<br />

lama curiga terhadap perubahan perilaku adik<br />

iparnya.<br />

“Sahril, yang biasanya penurut dan ramah, jadi<br />

gampang marah,” Aisah mengenang. Seperti<br />

kisah pecandu lainnya, Sahril melakukan apa<br />

saja untuk ongkos sakau. Perhiasan, perangkat<br />

elektronik, dan sejumlah barang berharga di rumah<br />

raib tak jelas ke mana. Beberapa kali Sahril<br />

juga “membobol” kartu kredit ayahnya. Ketika<br />

Sahril menjalani tes urine itu, dia sebenarnya<br />

sudah bertahun-tahun diracuni candu narkotik.<br />

Berulang kali masuk panti rehabilitasi pecandu<br />

narkotik, berulang kali pula Sahril kembali<br />

lagi kepada “obat setan” itu. Pernah dia<br />

seminggu masuk rumah sakit di Manggarai,<br />

Jakarta, untuk “mencuci” racun-racun candu di<br />

tubuhnya. Tapi, hanya tiga hari di rumah, Sahril<br />

kembali terjerumus ke lubang yang sama.<br />

Menikahkan Sahril pun ternyata tak membuat<br />

hubungannya dengan candu terputus.<br />

Aisah dan keluarganya akhirnya memutuskan<br />

membawa Sahril ke Rumah Pengasih,<br />

panti rehabilitasi pecandu di Malaysia. Ter-<br />

MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!