13.09.2015 Views

PENANTANG RISMA DARI MIRA W KE ASMA NADIA

20150914_MajalahDetik_198

20150914_MajalahDetik_198

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

EKONOMI<br />

<strong>KE</strong>RETA CEPAT<br />

Direktur Jenderal<br />

Perkeretaapian Hermanto<br />

Dwiatmoko<br />

DETIKCOM<br />

Sebagian besar monorel<br />

di dunia sudah dikurangi<br />

sebagai angkutan massal<br />

dan diganti LRT karena<br />

tidak efisien dari sisi teknis<br />

maupun biaya.<br />

Setelah pemerintahan berganti, rencana ini<br />

dilanjutkan kembali. Tapi sejumlah perubahan<br />

dilakukan. Pertama, teknologinya tidak lagi<br />

monorel. “Sebagian besar monorel di dunia<br />

sudah dikurangi sebagai angkutan massal dan<br />

diganti LRT karena tidak efisien dari sisi teknis<br />

maupun biaya,” tutur Hermanto.<br />

Yang kedua adalah “kepemilikan” proyek.<br />

Semula, Adhi Karya dan rekan-rekannya itu<br />

akan membangun dan mengoperasikan kereta.<br />

Bisa dibilang tidak ada uang APBN di sana. Tapi<br />

Joko Widodo memutuskan lewat Peraturan<br />

Presiden Nomor 98 Tahun 2015 bahwa proyek<br />

ini menjadi milik pemerintah.<br />

Pemerintah akan membiayai kereta yang bisa<br />

mengurangi kemacetan Jakarta ini. Dana Rp<br />

23,8 triliun disiapkan. Untung saja, lahan yang<br />

digunakan gratis karena memanfaatkan trase<br />

PT Jasa Marga, yang secara teknis lahannya<br />

milik Kementerian Pekerjaan Umum. “Kebetulan<br />

lahan milik Direktorat Jenderal Bina Marga,<br />

lahan milik negara, jadi silakan saja asalkan<br />

jangan mengganggu lalu lintas jalan tol,” kata<br />

Direktur Utama Jasa Marga Adityawarman.<br />

Sedangkan Adhi Karya, yang semula menjadi<br />

motor konsorsium untuk membangun, “turun<br />

pangkat” hanya menjadi kontraktor untuk<br />

membangun infrastruktur LRT, mulai rel layang,<br />

stasiun, sampai fasilitas operasi.<br />

Pengambilalihan proyek dari konsorsium<br />

yang dimotori Adhi Karya ini juga membawa<br />

konsekuensi lain: operator dan kereta yang<br />

akan digunakan masih akan ditenderkan lagi.<br />

Perusahaan yang lolos sebagai operator mesti<br />

menyediakan gerbong-gerbong kereta dan<br />

merawatnya.<br />

Hermanto mengatakan kriteria calon operator<br />

LRT sedang disusun dan terbuka untuk<br />

swasta maupun BUMN, termasuk apabila Adhi<br />

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!