13.09.2015 Views

PENANTANG RISMA DARI MIRA W KE ASMA NADIA

20150914_MajalahDetik_198

20150914_MajalahDetik_198

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

INTERNASIONAL<br />

GADIS ITU DIKIRIM<br />

OLEH AMERIKA.”<br />

Shah-e Du Shamshira. Di depan kompleks<br />

makam Jenderal Chin Timur Khan—panglima<br />

dari masa Imperium Mughal pada abad ke-<br />

16—yang berada persis di seberang Masjid<br />

Shah, Farkhunda menyaksikan orang-orang<br />

mengerumuni dukun-dukun penjual jimat.<br />

Tanpa takut, gadis itu mencela para dukun<br />

penjual jimat dan pembelinya. Seorang saksi<br />

mata menuturkan, ketimbang menggantungkan<br />

nasib pada jimat, Farkhunda menyuruh mereka<br />

berdoa di masjid di seberang jalan. Entah<br />

bagaimana mulanya,<br />

Farkhunda, yang melihat<br />

praktek syirik di<br />

depan masjid, terlibat<br />

debat sengit dengan<br />

Zain-ul-Din, pengelola<br />

makam Jenderal Chin.<br />

Kritik gadis itu rupanya<br />

membuat para<br />

penjual jimat tersinggung. “Gadis itu dikirim<br />

oleh Amerika,” seorang laki-laki berteriak. Bak<br />

menuang minyak di atas kobaran api, Zain-ul-<br />

Din ikut melempar tudingan palsu, “Gadis ini<br />

telah membakar Al-Quran.” Di tengah kepungan<br />

para laki-laki yang gelap mata, Farkhunda<br />

sia-sia membantah dan membela diri.<br />

Batu, kayu, pukulan, dan tendangan bertubi-tubi<br />

menghajar Farkhunda hingga dia<br />

terkulai tak berdaya. Wajahnya merah oleh<br />

darah. Polisi yang ada di tempat itu tak banyak<br />

berbuat untuk menghentikan pembantaian<br />

Farkhunda. Belum tuntas amarah para<br />

dukun penjual jimat dan massa yang terbakar<br />

oleh kabar burung bahwa gadis itu telah<br />

membakar Kitab Suci, kerumunan yang gelap<br />

mata itu menyeret Farkhunda di belakang<br />

mobil dan membakarnya.<br />

Pembantaian Farkhunda membuat murka<br />

rakyat Afganistan. Ribuan orang, sebagian<br />

besar perempuan, mengantarkan mayat Farkhunda<br />

ke liang lahat. Mereka juga menuntut<br />

keadilan atas kematian Farkhunda. Presiden Afganistan<br />

Ashraf Ghani membentuk tim khusus<br />

untuk menyelidiki kematian Farkhunda.<br />

“Mengapa mereka memperlakukan anakku<br />

seperti ini?” Bibi Hajera hanya bisa merintih<br />

perih. “Mereka bukan manusia.... Mereka se-<br />

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!