You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
INTERNASIONAL<br />
GADIS ITU DIKIRIM<br />
OLEH AMERIKA.”<br />
Shah-e Du Shamshira. Di depan kompleks<br />
makam Jenderal Chin Timur Khan—panglima<br />
dari masa Imperium Mughal pada abad ke-<br />
16—yang berada persis di seberang Masjid<br />
Shah, Farkhunda menyaksikan orang-orang<br />
mengerumuni dukun-dukun penjual jimat.<br />
Tanpa takut, gadis itu mencela para dukun<br />
penjual jimat dan pembelinya. Seorang saksi<br />
mata menuturkan, ketimbang menggantungkan<br />
nasib pada jimat, Farkhunda menyuruh mereka<br />
berdoa di masjid di seberang jalan. Entah<br />
bagaimana mulanya,<br />
Farkhunda, yang melihat<br />
praktek syirik di<br />
depan masjid, terlibat<br />
debat sengit dengan<br />
Zain-ul-Din, pengelola<br />
makam Jenderal Chin.<br />
Kritik gadis itu rupanya<br />
membuat para<br />
penjual jimat tersinggung. “Gadis itu dikirim<br />
oleh Amerika,” seorang laki-laki berteriak. Bak<br />
menuang minyak di atas kobaran api, Zain-ul-<br />
Din ikut melempar tudingan palsu, “Gadis ini<br />
telah membakar Al-Quran.” Di tengah kepungan<br />
para laki-laki yang gelap mata, Farkhunda<br />
sia-sia membantah dan membela diri.<br />
Batu, kayu, pukulan, dan tendangan bertubi-tubi<br />
menghajar Farkhunda hingga dia<br />
terkulai tak berdaya. Wajahnya merah oleh<br />
darah. Polisi yang ada di tempat itu tak banyak<br />
berbuat untuk menghentikan pembantaian<br />
Farkhunda. Belum tuntas amarah para<br />
dukun penjual jimat dan massa yang terbakar<br />
oleh kabar burung bahwa gadis itu telah<br />
membakar Kitab Suci, kerumunan yang gelap<br />
mata itu menyeret Farkhunda di belakang<br />
mobil dan membakarnya.<br />
Pembantaian Farkhunda membuat murka<br />
rakyat Afganistan. Ribuan orang, sebagian<br />
besar perempuan, mengantarkan mayat Farkhunda<br />
ke liang lahat. Mereka juga menuntut<br />
keadilan atas kematian Farkhunda. Presiden Afganistan<br />
Ashraf Ghani membentuk tim khusus<br />
untuk menyelidiki kematian Farkhunda.<br />
“Mengapa mereka memperlakukan anakku<br />
seperti ini?” Bibi Hajera hanya bisa merintih<br />
perih. “Mereka bukan manusia.... Mereka se-<br />
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015