You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
INSPIRING PEOPLE<br />
Mereka jawab, ‘Saya<br />
mau jadi tukang<br />
sapu, mau jadi<br />
tukang sampah.’<br />
RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM<br />
bermimpi, memelihara cita-cita setinggi-tingginya.<br />
“Murid saya waktu itu cuma 15 anak.... Sampai<br />
akhirnya uang habis tidak bisa membiayai<br />
sanggar belajar. Saya memutuskan untuk tutup<br />
karena sudah enggak sanggup karena menjalankan<br />
program juga sendirian. Saya merasa,<br />
‘Aduh, ini mau bantu orang aja kok rasanya<br />
susah banget,’” katanya. Saat Alia hampir<br />
mengibarkan bendera putih, justru muridnya<br />
yang memberi semangat. Mereka mengatakan<br />
menikmati betul belajar bersama Alia. “Enak<br />
belajar sama Kakak,” Alia menirukan salah seorang<br />
muridnya.<br />
Kata-kata muridnya itu seperti jadi cambuk<br />
bagi Alia untuk mengumpulkan uang. Tapi dia<br />
juga tak mau “mengemis” dana untuk mengongkosi<br />
kegiatannya. “Kalau masalahnya cuma<br />
uang, masak sih enggak bisa mengatasi,” kata<br />
Alia. Bermodal uang beasiswa dan hadiah dari<br />
sejumlah lomba, Alia belanja rupa-rupa barang<br />
dari Yogyakarta dan menjualnya lewat Internet.<br />
Dari satu barang, dia bisa dapat untung sekitar<br />
Rp 5.000.<br />
Namun lama-kelamaan dia kelelahan juga<br />
lantaran harus mengambil barang sendiri ke<br />
Yogyakarta. Ia lantas terpikir, mengapa tak<br />
membuat sendiri barang-barang itu. Dengan<br />
semangat tinggi, Alia belajar membuat boneka<br />
flanel dari seorang teman. “Niatnya, saya ingin<br />
mentransfer keterampilan itu kepada ibu-ibu di<br />
Manggarai,” kata Alia.<br />
Walaupun mulainya agak sulit, setiap Sabtu,<br />
Alia dan teman-temannya yang tergabung<br />
dalam komunitas Dreamdelion mengajarkan<br />
rupa-rupa keterampilan membuat pelbagai<br />
barang kepada warga kampung di Manggarai.<br />
Hasil penjualan tas, sepatu, scarf, bando, suvenir<br />
pernikahan, dan sebagainya itulah yang dipakai<br />
untuk mendanai sanggar belajar, perpustakaan,<br />
dan kegiatan-kegiatan lain Dreamdelion.<br />
Selain membantu mendanai kegiatan anakanaknya,<br />
warga Kampung Manggarai juga<br />
mendapat tambahan keterampilan dan penghasilan.<br />
Dari harga satu barang, mereka mendapat<br />
jatah 40 persen. Sisanya untuk membeli<br />
bahan baku dan dana kegiatan Dreamdelion.<br />
Dalam satu bulan, Dreamdelion bisa menjual<br />
barang-barang hasil kreasi warga Kampung<br />
Manggarai hingga puluhan juta rupiah.<br />
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015