You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
CRIME STORY<br />
SEJUMLAH anggota Kepolisian<br />
Resor Kediri Kota berjaga di ruang<br />
Kemuning, Rumah Sakit Bhayangkara<br />
Kediri, Jawa Timur, pertengahan<br />
Agustus lalu. Pada saat yang sama, seorang<br />
pria berusia 60 tahun tergolek lemah di pojok<br />
ruang perawatan itu. Kehadiran aparat memang<br />
untuk menjaga sang pasien, yang juga<br />
merupakan tahanan polisi.<br />
Ia adalah SS alias Koko, yang ditetapkan<br />
sebagai tersangka kasus dugaan pencabulan<br />
anak di bawah umur, yang berkasnya sudah<br />
dilimpahkan ke kejaksaan setempat. Sebelum<br />
ditahan, SS ternyata sudah dua kali menjalani<br />
operasi jantung. Ia terpaksa dirawat lantaran<br />
kondisi kesehatannya menurun sejak ditangkap<br />
di Bandara Juanda, Surabaya, ketika hendak<br />
bepergian ke Eropa pada 13 Juli 2015.<br />
Kondisinya yang tak berdaya itu tentu bertolak<br />
belakang dengan kelakuan yang dituduhkan<br />
kepadanya. Ia disangka telah menggagahi<br />
gadis-gadis di bawah umur. Bahkan, dari hasil<br />
investigasi tim Lembaga Bantuan Hukum Universitas<br />
Islam Kadiri (Uniska), diduga ada belasan<br />
anak lain menjadi korban, selain empat yang<br />
dilaporkan ke polisi.<br />
Modus pelaku menjaring korban mirip pola<br />
bisnis sistem multilevel marketing atau pola<br />
"getok tular". Korban yang sudah dicabuli<br />
diduga diminta pelaku mencarikan korban<br />
dari temannya yang lain. Begitu seterusnya.<br />
Pengakuan para korban, saat berkenalan, Koko<br />
mengaku sebagai bujangan asal Pare, Kabupaten<br />
Kediri, dan bekerja di Surabaya.<br />
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015