You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
INTERNASIONAL<br />
HUFFPOSTMAGHREB<br />
Bagi murid seperti Youssef dan Sally, yang<br />
sudah punya “jam terbang” panjang dalam<br />
urusan menyontek, ada banyak jalan membuat<br />
dan membagikan sontekan. “Kadang kami<br />
tulis di sepatu, kadang kami tulis di kaki,” kata<br />
Youssef. Dalia, 17 tahun, murid kelas II di sebuah<br />
SMA swasta di Mesir, mengatakan sekitar<br />
90 persen temannya ikut curang dalam mengerjakan<br />
ujian. Dia, kendati selalu diingatkan<br />
kedua orang tuanya supaya tak lancung dalam<br />
ujian, juga ikut menyontek. “Sebagian besar<br />
guru yang mengawasi ujian membiarkan kami<br />
menyontek,” kata Dalia.<br />
Orang seperti Rania, teman sekelas Dalia,<br />
mungkin memang tak banyak. Dia menolak ikutikutan<br />
menyontek saat ujian. “Orang-orang hanya<br />
mengambil jalan gampang. Mereka tak mau<br />
capek-capek belajar,” Rania mengkritik temantemannya.<br />
Rania percaya bibit korupsi dimulai<br />
dari hal-hal “kecil” seperti itu. “Mengapa Mesir<br />
sedemikian korup? Karena semua orang berbuat<br />
curang dalam pelbagai hal dalam pekerjaannya.<br />
Entah mereka menerima suap atau mengambil<br />
kredit atas pekerjaan orang lain.” ■<br />
SAPTO PRADITYO | CAIROPOST | GUARDIAN | BBC | AL-MONITOR | AL-AHRAM<br />
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015