You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
INTERNASIONAL<br />
Puluhan pengungsi dan<br />
imigran bersukacita<br />
saat hendak mendarat<br />
di Pulau Lesbos, Yunani,<br />
Kamis (10/11).<br />
DIMITRIS MICHALAKIS/REUTERS<br />
dan imigran dari Pulau Lesbos, di antaranya kapal<br />
wisata tua, El Venizelos. “Kami mengangkut<br />
2.500 orang sekali jalan.... Tapi ada 3.000 pengungsi<br />
yang datang setiap hari,” kata Antonis<br />
Pikoulous, agen tiket untul El Venizelos.<br />
Pada Kamis pekan lalu, ribuan pengungsi, sebagian<br />
besar dari Suriah, berjubel di perbatasan<br />
Yunani dengan Makedonia di tengah guyuran<br />
hujan deras. Tak sedikit anak-anak dan orang<br />
tua ikut antre untuk menyeberangi perbatasan.<br />
“Lihat, kami tak lagi punya baju, jaket, dan<br />
makanan.... Kami akan mati jika diguyur hujan<br />
beberapa jam lagi,” ujar seorang laki-laki asal<br />
Damaskus.<br />
Terjepit di antara ribuan orang yang berdesakan,<br />
ada seorang pengungsi dari Suriah<br />
yang tengah hamil. “Tolong, aku sedang hamil,<br />
tolong.... Aku tak mau kehilangan bayiku,” kata<br />
perempuan itu sembari berurai air mata. “Apakah<br />
perbatasan akan dibuka?” dia bertanya kepada<br />
polisi Makedonia di balik kawat berduri.<br />
Di seberang, polisi itu hanya diam membeku.<br />
Hari itu, menurut data dari Kepolisian Yunani,<br />
ada 4.000 pengungsi, sekitar 3.000 orang di<br />
antaranya berasal dari Suriah, yang menunggu<br />
melintasi perbatasan Yunani-Makedonia. Perjalanan<br />
mereka masih sangat jauh. Sebagian<br />
besar tujuan akhir mereka adalah negara-negara<br />
makmur di Eropa, seperti Jerman, Swedia,<br />
Denmark, Austria, atau Inggris. Masih ada ribuan<br />
pengungsi lain dari Timur Tengah maupun<br />
Afrika yang terus berdatangan.<br />
●●●<br />
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015