You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
BISNIS<br />
Operator Tiket.com di<br />
kantornya<br />
RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM<br />
Tapi sial pernah juga menerpa mereka.<br />
Saat itu grup disko paling top pada 1970-an<br />
dan 1980-an, Boney M, hendak menggelar<br />
pentas di Indonesia. Ibu Dibjo sudah melayani<br />
penjualan tiket grup asal Jerman ini. Seperti<br />
biasa, sebelum pentas, mereka menyetor<br />
dana hasil penjualan tiket kepada panitia.<br />
Malang tak dapat ditolak, pentas batal. Ibu<br />
Dibjo mesti mengganti uang tiket yang telanjur<br />
dibeli penonton dan mesti menalanginya<br />
lebih dulu. Sejak itu, mereka hanya bersedia<br />
menyetor hasil penjualan tiket jika pentas<br />
sudah berlangsung. “Itu jadi pelajaran kami,<br />
penyerahan uang harus H+1 konser,” ucapnya.<br />
Selama sekitar 30 tahun, mereka bisa<br />
dibilang minim pesaing. Pada 1970-an, sempat<br />
muncul beberapa pesaing di daerah Kota,<br />
Jakarta Pusat, tapi sekarang sudah tutup. Baru<br />
pada 1990-an muncul beberapa perusahaan<br />
pesaing, seperti Raja Karcis dan kemudian<br />
perusahaan penjualan tiket online.<br />
Hadirnya pesaing ini mengharuskan<br />
mereka bekerja lebih keras. Mereka mencari<br />
tahu acara-acara yang akan hadir di Jakarta,<br />
bahkan di Asia Tenggara, seperti balapan<br />
Formula 1 di Singapura. “Dari situ kami cari<br />
tahu siapa promotornya dan menawarkan diri<br />
untuk menjualkan tiketnya dengan jaminan<br />
pengalaman kami selama 5 dekade terakhir,”<br />
ucapnya.<br />
Dengan kerja lebih keras, pesaing-pesaing<br />
baru, termasuk 7-Eleven, memang bisa<br />
digencet. Juru bicara 7-Eleven, Neneng Sri<br />
Mulyati, mengatakan penjualan tiket pentas<br />
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015