10.04.2013 Views

FILSAFAT KORUPSI - Direktori File UPI

FILSAFAT KORUPSI - Direktori File UPI

FILSAFAT KORUPSI - Direktori File UPI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

corruptor (as we have defined corruptors). Moreover, even if a person has a corrupt<br />

character and can do little about this, it does not follow that they have no control over<br />

the actions which are an expression of that character. Consider an official who finds it<br />

very hard to refuse bribes but who, nevertheless, tries to avoid opportunities in which he<br />

will be offered bribes. The upshot of this is that the hypothesis of an asymmetry between<br />

all corruptors and the corrupted may not hold up in anything other than an attenuated<br />

form. There is an asymmetry between the corrupted and those corruptors who are<br />

morally responsible for their actions, viz. the former are not necessarily morally<br />

responsible for being corrupted. However, some of those corruptors who are not<br />

responsible for being corrupted might not be responsible for their corrupt actions either.<br />

Accordingly, the fourth hypothesis is incorrect. Lebih lanjut, ada suatu perbedaan antar[a]<br />

suatu yang tindakan merusak dan yang mana [adalah] suatu ungkapan suatu karakter jahat, dan<br />

suatu tindakan yang mempunyai suatu merusak efek tetapi yang mana [adalah] di (dalam) tidak<br />

(ada) [perasaan/pengertian] di bawah kendali orang [siapa] yang melakukan itu, e.g. mereka<br />

tidak berniat untuk melaksanakan ia/nya atau niat mereka untuk melaksanakan ia/nya adalah<br />

disebabkan oleh agen beberapa di luar diri mereka. Untuk satu hal, tindakan yang terdahulu,<br />

tetapi bukan tindakan yang belakangan, adalah tindakan suatu koruptor ( ketika kita sudah<br />

menggambarkan koruptor). Lebih dari itu, sekalipun seseorang mempunyai suatu karakter jahat<br />

dan dapat melakukan [kecil/sedikit] sekitar ini, [itu] tidak mengikuti bahwa mereka tidak punya<br />

kendali (di) atas yang tindakan adalah suatu ungkapan (menyangkut) karakter itu .<br />

Pertimbangkan suatu pejabat [siapa] yang temukan ia/nya sangat susah untuk menolak uang<br />

suap tetapi [siapa] yang, meskipun demikian, mencoba untuk menghindari peluang di mana ia<br />

akan [jadi] ditawarkan uang suap. Kesudahan ini adalah [bahwa/yang] hipotesis dari suatu<br />

asymmetry antar[a] semua koruptor dan yang dirusak tidak [boleh/akan] menghambat apapun<br />

selain dari suatu format disusutkan. Ada suatu asymmetry antar[a] yang dirusak dan koruptor itu<br />

[siapa] yang [yang] bertanggung jawab untuk tindakan mereka, viz. yang terdahulu tidaklah perlu<br />

[yang] bertanggung jawab untuk dirusak. Bagaimanapun, sebagian dari koruptor itu [siapa] yang<br />

tidaklah [yang] bertanggung jawab untuk dirusak tidak sampai bertanggung jawab untuk tindakan<br />

jahat mereka juga. Maka, hipotesis yang keempat adalah salah.<br />

Fifth Hypothesis: Institutional Corruption involves Institutional Actors who Corrupt<br />

or are Corrupted.<br />

The fifth and final hypothesis to be discussed concerns non-institutional agents who<br />

culpably perform acts that undermine legitimate institutional processes or purposes. As<br />

concluded above, corruption, even if it involves the abuse of public office, is not<br />

necessarily pursued for private gain. Dennis Thompson also makes this point in relation<br />

to political corruption (1995: 29). However, Thompson also holds that political<br />

corruption, at least, necessarily involves abuse of public office. We have canvassed<br />

arguments that contra this view acts of corruption, including acts of political corruption,<br />

might be actions performed by persons who do not hold public office. However, we now<br />

need to invoke a distinction between persons who hold a public office and persons who<br />

have an institutional role. Citizens are not necessarily holders of public offices, but they<br />

do have an institutional role qua citizens, e.g., as voters. Hipotesis akhir dan yang ke lima<br />

untuk dibahas perhatian agen tidak kelembagaan [siapa] yang culpably melaksanakan tindakan<br />

yang mengikis proses kelembagaan sah atau tujuan. [Seperti/Ketika] disimpulkan di atas,<br />

korupsi, sekalipun [itu] melibatkan penyalahgunaan [dari;ttg] kantor publik, tidaklah perlu dikejar<br />

untuk keuntungan pribadi. Dennis Thompson juga membuat ini menunjuk dalam hubungan<br />

dengan korupsi politis ( 1995: 29). Bagaimanapun, Thompson juga [memegang/menjaga] korupsi<br />

politis itu, sedikitnya, perlu melibatkan penyalahgunaan [dari;ttg] kantor publik. Kita sudah<br />

mengumpulkan argumentasi yang kontra tindakan pandangan korupsi ini, mencakup tindakan<br />

19

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!