12.11.2014 Views

bahan ajar budaya nusantara ii - Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

bahan ajar budaya nusantara ii - Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

bahan ajar budaya nusantara ii - Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

. Sebagai nelayan atau pelaut, mereka sudah memiliki pengetahuan<br />

bagaimana membuat perahu, <strong>bahan</strong>nya, kayu apa yang harus<br />

dipergunakan dan sebagainya.<br />

c. Pengetahuan tentang kelautan, kapan mereka harus berangkat melaut<br />

atau kembali ke daratan.<br />

d. Mereka menggunakan perahu-perahu kecil untuk menunjang aktivitas<br />

mereka sehari-hari, antara lain:<br />

1) Panjala, perahu khas Bugis dengan panjang 8 meter dan lebar 2<br />

meter<br />

2) Jolor, panjangnya 6 meter dan lebarya 1,5 meter<br />

3) Pinisi berasal dari perahu Padewakkang, perahu utama suku Bugis<br />

pada abad ke -16. Perahu jarak jauh Pinisi baru ada pada permulaan<br />

abad ke-19. Putera mahkota kerajaan Luwuk yang bernama<br />

Sawerigading, tokoh legendaris dalam Lontarak I La Galigo diyakini<br />

yang pertama kali menggunakan perahu yang berukuran besar.<br />

4. Sistem Teknologi<br />

Sebagai suku bangsa pelaut, mereka telah mampu menciptakan teknologi<br />

pelayaran yang sesuai dengan alam lingkungan kelautan, perahu-perahu layar<br />

ciptaan mereka yang terkenal adalah pinisi dan lambo. Kedua tipe perahu ini<br />

telah teruji kemampuannya mengarungi perairan Nusantara dan telah berlayar<br />

sampai ke Srilangka dan Filipina untuk dipakai berdagang.<br />

Pinisi adalah kapal layar tradisional khas Indonesia yang berasal dari Suku<br />

Bugis dan Makasar Umumnya digunakan untuk pengangkutan barang antar<br />

pulau. Perahu yang mereka gunakan dibuat oleh satu komunitas tukang perahu<br />

dari Kecamatan Bontohari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.<br />

Kondisi geografis daerah ini berbeda dengan kecamatan lain di sebelah utara<br />

dan bagian barat Bulukumba. Di kecamatan ini sebagian besar tanahnya terdiri<br />

dari bukit kapur gersang dan hanya ditumbuhi padang rumput dan semak<br />

belukar. Sangat sedikit tanah yang dapat dijadikan lahan pertanian. Itulah<br />

sebabnya kebanyakan penduduk daerah ini memilih pekerjaan di sektor<br />

kebaharian, sebagai profesi mereka yaitu bertukang perahu dan pelaut. Para<br />

pembuat perahu ini adalah orang-orang Ara dan Bira, yang secara turun temurun<br />

121 | P a g e

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!