bahan ajar budaya nusantara ii - Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
bahan ajar budaya nusantara ii - Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
bahan ajar budaya nusantara ii - Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
ini d<strong>ii</strong>kat sebilah bambu yang cukup panjang secara vertikal. Pada ujung bambu<br />
dipasang gelang terbuat dari rotan dan dimasukkan tali hingga mencapai ke<br />
tanah. Ujung jaring tali d<strong>ii</strong>kat sehingga bisa dinaikkan dan diturunkan. Pada<br />
malam hari jaring dinaikkan ke udara dan bila jaring tersebut ditabrak oleh<br />
kalong, jaring diturunkan dan kalongnya ditangkap. Cara membangun rumahpun<br />
cukup sederhana, yaitu dengan menggunakan kayu bulat sebagai tiang, kulit<br />
kayu atau daun rumbia sebagai atap dan kulit kayu untuk dinding rumah.<br />
Peralatan rumah tangga seperti alat untuk menampung air terbuat dari bambu<br />
yang besar dan buah labu.<br />
5. Sistem Ekonomi<br />
Sumber penghidupan yang paling utama adalah ekonomi subsisten dalam<br />
bentuk perladangan tidak menetap (berpindah-pindah), berburu, menangkap ikan<br />
secara tradisional, serta meramu hasil hutan. Perladangan berpindah-pindah<br />
mereka lakukan dengan cara slash and burn atau dengan cara tebas, tebang dan<br />
bakar lalu ditanami.<br />
Di ladang yang ditumbuhi padi, mereka juga menanam jagung, lombok,<br />
terong, dan ubi kayu. Jarak ladang dengan desa berkisar antara 2-5 kilometer. Di<br />
samping berladang mereka juga menyadap karet dan memotong rotan.<br />
Berburu yang umum dilakukan adalah dengan membawa beberapa ekor<br />
anjing ke dalam hutan dan membawa tombak. Dapat pula dengan memasang<br />
perangkap, baik d iatas tanah, maupun di atas pohon untuk menangkap burung.<br />
Menangkap ikan dapat dengan menggunakan lampu, dan dapat juga dengan<br />
pancing dan jaring. Hampir semua jenis binatang yang ada di sekitar mereka bisa<br />
dikonsumsi, termasuk jenis ular, monyet, kelalawar, serta semua jenis burung.<br />
Berladang merupakan pekerjaan yang banyak memerlukan tenaga, oleh<br />
karena itu mereka mengembangkan suatu sistem kerja sama dengan<br />
membentuk kelompok gotong-royong berdasarkan hubungan ketetanggaan atau<br />
persahabatan. Kelompok ini biasanya terdiri dari 12-15 orang yang secara<br />
bergiliran membuka hutan bagi ladang masing-masing. Sebuah rumah tangga<br />
yang menerima bantuan harus membayarnya kembali dengan bantuan yang<br />
serupa, walaupun rumah tangga tersebut kekurangan tenaga kerja laki-laki,<br />
maka kaum wanita dapat menggantikan pekerjaan itu.<br />
37 | P a g e