bahan ajar budaya nusantara ii - Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
bahan ajar budaya nusantara ii - Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
bahan ajar budaya nusantara ii - Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
sisi kiri dan kanan merupakan lambang Siwa Lima, simbol persekutuan<br />
desa-desa di Maluku yang telah ada sejak berabad-abad yang lalu.<br />
Bangunan baileu sebagai bangunan induk aslinya tidak berdinding dan<br />
merupakan rumah panggung, yakni lantainya tinggi di atas permukan<br />
tanah. Ada pula balieu yang lantainya di atas batu semen dan balieu yang<br />
rata dengan tanah. Di antara ketiga macam balieu yang paling lazim dan<br />
paling khas adalah yang lantainya dibangun di atas tiang. Jumlah<br />
tiangnya melambangkan jumlah klen-klen yang ada di desa itu. Balieu<br />
yang tidak berdinding mengandung maksud agar roh-roh nenek moyang<br />
mereka bebas kelaur masuk bangunan tersebut. Sedang lantai balieu<br />
dibuat tinggi dimaksudkan agar kedudukan tempat roh-roh nenek moyang<br />
tersebut lebih tinggi dari tempat berdiri rakyat desa. Selain itu rakyat akan<br />
mengetahui bahwa permusyawaratan berlangsung dari luar ke dalam dan<br />
dari bawah ke atas.<br />
Fungsi balieu adalah untuk tempat musyawarah dan pertemuan rakyat<br />
dengan dewan rakyat serta saniri negeri, sebagai tempat pameran dan<br />
peragaan berbagai aspek ke<strong>budaya</strong>an Maluku. Pada bangunan balieu<br />
terdapat hiasan yang menggambarkan dua ekor ayam berhadapan diapit<br />
oleh dua ekor anjing. Hiasan itu menggambarakan roh nenek moyang,<br />
mengandung arti lambang kedamaian dan kesentosaan, karena<br />
kehidupan dijaga oleh roh-roh nenek moyang. Di bawah kayu yang<br />
melintang terdapat bulan, bintang, dan matahari dengan warna merahkuning<br />
dan hitam. Hiasan ini merupakan lambang kesiapsiagaan balieu<br />
dalam menjaga keutuhan adat beserta hukum adatnya.<br />
Untuk masuk balieu orang harus melakukan upacara lebih dahulu yaitu<br />
minta izin kepada roh-roh yang ada di balieu. Yang melakukan upacara<br />
minta izin adalah tuan negeri yang dahulu disebut mauweng, yaitu<br />
perantara antara manusia dengan roh–roh nenek moyang. Orang yang<br />
masuk balieu harus berpakaian adat berwarna hitam dengan saputangan<br />
merah yang dikalungkan pada bahu.<br />
Negeri-negeri ini mengelompok dalam komunitas agama tertentu,<br />
sehingga timbul dua kelompok masyarakat yang berbasis agama, yang<br />
kemudian dikenal dengan sebutan Ambon Sarani dan Ambon Salam. Di<br />
87 | P a g e