bahan ajar budaya nusantara ii - Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
bahan ajar budaya nusantara ii - Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
bahan ajar budaya nusantara ii - Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
adalah seorang adik perempuan tidak boleh mendahului kakak<br />
perempuannya. Peraturan ini berlaku juga untuk saudara sekandung<br />
lakli-laki, tetapi adik perempuan boleh mendahului kakak laki-lakinya.<br />
Bila aturan ini dilanggar, adik harus memberi hadiah tertentu kepada<br />
yang didahului kawin.<br />
3) Mas Kawin; Setelah seorang laki-laki memilih jodohnya, maka ada<br />
perundingan mengenai hari perkawinannya. Oleh orangtua pihak lakilaki<br />
lalu diantarkan angpao (bungkusan merah), yakni uang yang<br />
dibungkus dengan kertas merah. Uang ini dinamakan uang tetek,<br />
maksudnya untuk mengganti biaya yang dikeluarkan oleh orangtua si<br />
gadis yang telah mengasuh dan membesarkannya. Uang tetek ini<br />
biasanya ditolak, kecuali jika keluarga pihak perempuan berada dalam<br />
keadaan keuangan yang sangat buruk, karena dengan menerimanya<br />
orangtua si gadis seolah-olah menjual anaknya. Menjelang hari<br />
perkawinan, keluarga pihak laki-laki biasanya mengirimkan utusan ke<br />
rumah keluarga si gadis untuk menyampaikan angpao, berupa<br />
beberapa potong pakaian dan perhiasan selengkapnya. Keluarga<br />
yang kaya biasanya akan menolak pemberian ini secara halus, tetapi<br />
keluarga yang tidak mampu biasanya akan menerima sebagian saja.<br />
4) Adat menetap sesudah nikah; Tempat tinggal setelah menikah adalah<br />
di rumah orangtua suami. Hal ini erat hubungannya dengan tradisi<br />
Tionghoa sendiri, bahwa hanya anak laki-laki tertua yang merupakan<br />
ahli waris dan yang akan meneruskan pemujaan terhadap leluhurnya.<br />
Anak-anak lainnya tidak terikat dengan ketentuan tempat tinggal<br />
patrilokal ini. Mereka bebas memilih sendiri apakah ingin menetap<br />
pada keluarga isteri (uxorilokal) atau pada keluarga suami (virilokal),<br />
atau tinggal di rumah sendiri yang baru (neolokal).<br />
5) Perceraian; Dalam tradisi Tionghoa perceraian d<strong>ii</strong>zinkan berdasar<br />
beberapa alasan. Meskipun demikian perceraian jarang terjadi karena<br />
dianggap sebagai perbuatan tercela, perceraian akan mencemarkan<br />
nama keluarga. Bagi keluarga yang masih memegang erat adat dan<br />
memilihkan calon suami bagi anak perempunnya, biasanya memberi<br />
nasehat kepada anaknya untuk berusaha menghindarkan perceraian.<br />
156 | P a g e