12.11.2014 Views

bahan ajar budaya nusantara ii - Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

bahan ajar budaya nusantara ii - Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

bahan ajar budaya nusantara ii - Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

1) Bentuk Desa; Desa-desa di Pulau Ambon biasanya merupakan<br />

sekelompok rumah yang didirikan sepanjang suatu jalan utama. Rumahrumah<br />

desa biasanya didirikan amat berdekatan, tetapi ada pula desadesa<br />

yang rumahnya berjauhan dan dipisahkan oleh pekarangan. Desadesa<br />

seperti ini pada zaman dulu merupakan penggabungan dari dua<br />

atau lebih perkampungan kecil yang letaknya berdekatan. Perkampungan<br />

ini disebut aman, dan terdiri dari beberapa soa, yang diperintah oleh<br />

seorang ama (bapak atau tuan). Tiap soa terdiri atas beberapa matarumah.<br />

Kumpulan beberapa aman disebut desa yang juga disebut negeri.<br />

Desa dinamakan negeri dan dikepalai oleh seorang raja (sama dengan<br />

kepala desa di Jawa). Aman, soa, dan mata-rumah dewasa ini tak tampak<br />

lagi dalam struktur desa karena pada waktu perpindahan dahulu dari<br />

bukit-bukit ke daerah pantai, kesatuan ini terpecah belah terpisah satu<br />

sama lain.<br />

Rumah penduduk asli pada umumnya merupakan rumah bertiang,<br />

berlainan dengan rumah orang Islam dan Kristen, yang lantainya sej<strong>ajar</strong><br />

tanah. Bentuk rumah umumnya segi empat dengan serambi muka yang<br />

kecil dan terbuka (dego-dego). Atapnya curam dengan lubang-lubang di<br />

sudut-sudut untuk mengeluarkan asap. Kadang-kadang di bagian<br />

belakang dibangun tempat untuk dapur. Kebanyakan rumah kurang<br />

fentilasi dan jendela untuk cahaya. Rangka rumah dibuat dari potongan<br />

batang pohon atau balok-balok, sedangkan dindingnya terbuat dari<br />

tangkai daun sagu (dinding gaba-gaba). Atapnya terbuat dari anyaman<br />

daun sagu. Rumah kepala soa kerapkali dibangun dengan megah dan<br />

biasanya bergaya Eropa. Mesjid dan gereja telah dibuat setengah<br />

tembok. Pusat desa tampak dengan adanya bangunan penting yang<br />

letaknya berdekatan, yaitu: baileu, yaitu balai desa dan balai adat, rumah<br />

kediaman raja (kepala desa), gereja, masjid, rumah pendeta, toko dan<br />

warung.<br />

Batu pamili, sebuah batu besar tempat meletakkan sesaji di muka pintu<br />

sebuah bangunan di Maluku merupakan tanda bahwa bangunan tersebut<br />

adalah Balai Adat. Balieu atau Balai Adat inilah yang menjadi banguna<br />

induk anjungan. Sembilan tiang di depan dan belakang, serta lima tiang di<br />

86 | P a g e

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!