12.11.2014 Views

bahan ajar budaya nusantara ii - Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

bahan ajar budaya nusantara ii - Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

bahan ajar budaya nusantara ii - Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

1) Manusia dengan Tuhannya (Parahyangan), diwujudkan dengan<br />

Dewayadnya;<br />

2) Manusia dengan alam lingkungannya (Palemahan), diwujudkan dengan<br />

Bhuta Yadnya;<br />

3) Manusia dengan sesamanya (Pawongan), diwujudkan dengan Pitra, Resi<br />

Manusayadnya.<br />

e. Hari Raya<br />

Setiap pura di Bali baik yang besar maupun yang kecil, termasuk pura<br />

keluarga memiliki hari tertentu untuk upacara piodalannya. Piodalan itu<br />

dirayakan setiap 210 hari menurut Kalender Bali. Karena demikian<br />

banyaknya pura di Bali, sehingga hampir setiap hari ada upacara piodalan.<br />

Ada juga hari raya yang berlangsung serempak di seluruh Bali seperti<br />

Galungan, Kuningan, Nyepi dan Saraswati.<br />

Hari Raya Galungan dan Kuningan dirayakan pada Hari Budha Rabu<br />

Kliwon Dungulan, kemudian disusul oleh Hari Raya Kuningan setelah<br />

sepuluh hari. Galungan secara etimologis berarti peperangan. Sedangkan<br />

Parisadha Hindu Dharma menyimpulkan, bahwa Upacara Galungan<br />

mempunyai arti Pawedalan Jagad atau Oton Gumi. Namun tidak berarti<br />

dunia ini lahir pada hari Budha Kliwon Dungulan. Melainkan hari itulah yang<br />

ditetapkan agar umat Hindu di Bali menghaturkan rasa syukur kepada Sang<br />

Hyang Widhi Wasa yang telah menciptakan segala-galanya.<br />

Hari Raya Nyepi dirayakan pada setiap Tahun Baru Saka. Nyepi jatuh pada<br />

hitungan Tilem Kesanga (bulan mati ke-sembilan) yang dipercayai<br />

merupakan hari penyucian dewa-dewa yang berada di pusat samudera,<br />

yang membawa Amerta ( air kehidupan). Hari Saraswati adalah hari Ilmu<br />

Pengetahuan.<br />

f. Ngaben<br />

Ngaben adalah Upacara Pembakaran Mayat, meskipun secara etimologis<br />

kurang tepat, sebab ada tradisi Ngaben yang tidak melalui pembakaran<br />

mayat. Ngaben, sesungguhnya berasal dari kata beya artinya biaya atau<br />

bekal. Kata Beya ini dalam kalimat aktif (melakukan pekerjaan) menjadi<br />

meyanin. Kata meyanin, sudah menjadi bahasa baku untuk menyebutkan<br />

22 | P a g e

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!