12.03.2015 Views

20150309_MajalahDetik_171

20150309_MajalahDetik_171

20150309_MajalahDetik_171

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

NASIONAL<br />

Abdullah Hehamahua<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

lah Hehamahua menyebut Kejaksaan Agung<br />

wajib melaporkan penanganan kasus yang<br />

dilimpahkan itu kepada KPK dalam bentuk<br />

laporan gelar perkara. Sebab, KPK memiliki<br />

kewenangan supervisi atas lembaga penegak<br />

hukum lain.<br />

Meski telah “diikat” oleh nota kesepahaman,<br />

secara terpisah Prasetyo menyatakan<br />

tidak akan melibatkan KPK<br />

dalam melakukan kajian terhadap<br />

kasus Budi Gunawan. Sebab, dengan<br />

adanya pelimpahan berkas, berarti<br />

KPK mempercayakan penanganannya<br />

kepada Kejaksaan Agung. Adapun<br />

saat ditanya soal kemungkinan kasus<br />

BG akan di-SP-3-kan, Prasetyo cuma<br />

menjawab: bisa iya, bisa tidak.<br />

“Tapi, yang pasti, semua proses itu<br />

semua akan kita lihat,” ucap Prasetyo di<br />

kantornya.<br />

Prasetyo juga masih membuka<br />

kemungkinan untuk menyerahkan<br />

penanganan perkara<br />

Komjen BG kepada Badan Reserse<br />

Kriminal Markas Besar Polri. Alasannya,<br />

kasus itu pernah ditangani Bareskrim pada<br />

2010, sehingga akan lebih mudah serta efisien.<br />

Kasus BG sebelumnya pernah ditangani Bareskrim<br />

Polri saat masih dikepalai Komjen Ito<br />

Sumardi. Saat itu Bareskrim memeriksa laporan<br />

PPATK soal dugaan rekening gendut sejumlah<br />

perwira tinggi polisi, salah satunya BG. Namun<br />

kala itu tidak ditemukan adanya unsur tindak<br />

pidana dari rekening BG.<br />

Belakangan, KPK mengambil alih kasus<br />

dugaan rekening gendut itu pada Juli 2014.<br />

Lembaga antirasuah itu tidak hanya berbekal<br />

laporan PPATK, tetapi juga berdasarkan data<br />

transaksi keuangan lain. Dari hasil penyelidikan,<br />

KPK kemudian menemukan dua alat bukti<br />

untuk menjerat BG sebagai tersangka pada 12<br />

Januari 2015.<br />

Namun langkah itu harus terhenti setelah<br />

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengabulkan<br />

gugatan praperadilan yang diajukan tim<br />

pengacara BG. Hakim Sarpin Rizaldi menyatakan<br />

penetapan BG sebagai tersangka oleh KPK<br />

tidak sah. KPK pun melawan dengan meng-<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!