12.03.2015 Views

20150309_MajalahDetik_171

20150309_MajalahDetik_171

20150309_MajalahDetik_171

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

SELINGAN<br />

Bila Habibie<br />

menjadi wakil<br />

presiden, nilai<br />

tukar rupiah<br />

akan terus<br />

melemah<br />

hingga Rp 16<br />

ribu per dolar<br />

AS.<br />

Asia Tenggara selama itu sehingga kami bisa<br />

membangun. Berkat Soeharto, kami menjadi<br />

tetangga yang baik selama 32 tahun,” ujar Lee<br />

menjawab The Straits Times terbitan 13 Agustus<br />

2000.<br />

Saking akrabnya hubungan kedua tokoh itu,<br />

ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada<br />

pengujung 1997, Soeharto sempat mengutus<br />

dua putrinya, Siti Hardijanti dan Siti Hediati<br />

Hariyadi, untuk meminta bantuan kepada Lee.<br />

Selain memberikan nasihat teknis ekonomi,<br />

Lee sempat menyarankan agar Tutut dan adikadiknya<br />

menarik diri dari pasar dan tidak lagi<br />

terlibat dalam proyek-proyek baru.<br />

“Tapi Tutut menolak, bahkan membantah<br />

bahwa keterlibatan mereka dalam dunia usaha<br />

tidak berpengaruh pada perekonomian,” tulis<br />

Lee dalam memoarnya, From Third World to<br />

First, The Singapore Story: 1965-2000.<br />

Menjelang Sidang Umum Majelis Permusyawaratan<br />

Rakyat 1998, ketika B.J. Habibie<br />

menjadi calon kuat wakil presiden untuk<br />

mendampingi Soeharto, Lee melontarkan pernyataan<br />

mengejutkan. Menurut dia, pasar tak<br />

bersahabat terhadap pakar aeronautika itu. Bila<br />

Habibie dipaksakan menjadi wakil presiden,<br />

nilai tukar rupiah akan terus melemah menyentuh<br />

Rp 16 ribu per dolar AS. Tapi Soeharto tak<br />

peduli, dan Habibie pun terpilih menjadi wapres<br />

menggantikan Try Sutrisno dalam Sidang<br />

MPR, 11 Maret 1998.<br />

Habibie saat itu tak terlalu menanggapi<br />

pernyataan Lee. Tapi, ketika kemudian menjadi<br />

presiden menggantikan Soeharto, yang<br />

mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, Habibie<br />

melontarkan serangan balasan. Kepada Wall<br />

Street Journal edisi Asia, yang mewawancarainya,<br />

Habibie menganggap sepele Singapura.<br />

“Dalam peta, satu titik kecil berwarna merah<br />

(little red dot) tak sebanding dengan bentangan<br />

warna hijau yang sangat luas,” katanya dalam<br />

wawancara yang terbit 4 Agustus 1998.<br />

Bukan cuma itu. Habibie kemudian membuktikan<br />

bahwa ucapan Lee tentang nilai tukar<br />

rupiah keliru. Sebab, nyatanya, ia berhasil<br />

menstabilkan nilai tukar rupiah dari Rp 16 ribu<br />

menjadi Rp 9.000 pada 1999. Lee pun meminta<br />

maaf dan menyampaikan pujian lewat surat<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!