Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
BISNIS<br />
Suasana dalam pabrik<br />
panel listrik.<br />
BUDI ALIMUDDIN/DETIKCOM<br />
sakelar besar yang kadang tampak di gedunggedung<br />
besar. Tapi, meski begitu, Indonesia<br />
masih jauh dari swasembada peralatan listrik<br />
ini.<br />
“Saat ini kandungan komponen lokal di<br />
peralatan listrik hanya 40 persen,” kata Ketua<br />
Umum Asosiasi Produsen Peralatan Listrik<br />
Indonesia Supardji Soekowati. Ia bahkan mengatakan<br />
isi panel listrik itu hampir semuanya<br />
masih diimpor, mulai sekring, sakelar, sampai<br />
indikator pengukur. “Bahkan komponen<br />
sebuah trafo memakai bahan impor kecuali<br />
kemasannya.”<br />
Padahal sejarah listrik di Indonesia ini sudah<br />
lebih dari seabad karena pembangkit pertama<br />
di tanah ini berdiri pada 1897 di pinggir<br />
Sungai Ciliwung, Jakarta. Saat ekonomi mulai<br />
bergerak pada awal Orde Baru, tak satu pun<br />
pabrik panel listrik ada di Indonesia. “Semuanya<br />
impor,” ucap Supardji.<br />
Salah satu pelopor industri panel ini di dalam<br />
negeri adalah PT Nobi Putra Angkasa dan<br />
itu pun baru mulai 1984. Saat ini ada ratusan<br />
pembuat panel listrik, meski tidak semuanya<br />
kelas kakap. Ada yang hanya berbentuk bengkel.<br />
MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015