12.03.2015 Views

20150309_MajalahDetik_171

20150309_MajalahDetik_171

20150309_MajalahDetik_171

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

INTERNASIONAL<br />

INI SUDAH JELAS<br />

PEMBUNUHAN<br />

POLITIK.”<br />

enak badan. Malam itu dia muntah berulang<br />

kali. Kondisi Alexander terus memburuk hingga<br />

dua hari kemudian Marina memanggil mobil<br />

ambulans dan melarikannya ke rumah sakit.<br />

“Aku sempat merasa dia akan pulih kembali,”<br />

kata Marina. Tapi kondisi Alexander tak kunjung<br />

membaik. Dokter juga gagal mengidentifikasi<br />

apa penyebab sakitnya. Belakangan,<br />

setelah Alexander meninggal pada 23<br />

November, pemeriksaan oleh Badan<br />

Perlindungan Kesehatan Inggris menemukan<br />

jejak radioaktif polonium-210 di<br />

tubuhnya.<br />

Bagaimana material radioaktif itu<br />

bisa masuk ke tubuhnya? Polisi dan MI6, Dinas<br />

Intelijen Inggris, tempat Litvinenko bekerja<br />

sebagai konsultan, langsung curiga kepada Lugovoi<br />

dan Kovtun. Tak seperti material radioaktif<br />

lain, polonium-210 tak terendus detektor<br />

di bandara karena dia tak memancarkan radiasi<br />

gamma.<br />

Menurut Craig Mascall, detektif yang memimpin<br />

investigasi kasus kematian Litvinenko,<br />

ada jejak polonium di setiap tempat yang<br />

disentuh dan dikunjungi Lugovoi maupun Kovtun.<br />

Sisa polonium ditemukan di pintu toilet<br />

dan pengering tangan. Jejak material radioaktif<br />

itu juga ditemukan di kamar mereka di Hotel<br />

Millennium, bahkan hingga ke bangku pesawat<br />

menuju Rusia.<br />

Sisa polonium-210 juga ada di teko teh<br />

yang dipakai menjamu Litvinenko. Pada sore<br />

itu, Lugovoi-lah yang menawarinya teh hijau.<br />

“Tehnya sudah dingin dan tanpa gula. Aku tak<br />

menyukainya. Aku mungkin menelan tiga atau<br />

empat kali,” kata Litvinenko. Mascall yakin teko<br />

teh itulah sumber racun polonium yang masuk<br />

ke tubuh Litvinenko.<br />

Penelusuran polisi juga menemukan fakta<br />

bahwa Litvinenko, juga Jim Reilly, telah terpapar<br />

polonium saat bertemu dengan Lugovoi<br />

dan Kovtun dua pekan sebelumnya di kantor<br />

Erinys. Tapi kondisi mereka saat itu tak seburuk<br />

setelah pertemuan kedua Litvinenko dengan<br />

Lugovoi di Pine Bar. Marina yakin, tangantangan<br />

dari Kremlin-lah yang mengatur pembunuhan<br />

suaminya. Pembunuhan Litvinenko<br />

bukan yang pertama, bukan pula yang terakhir.<br />

MAJALAH DETIK 23 FEBRUARI - 1 MARET 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!