Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
BISNIS<br />
Sakelar yang diproduksi<br />
Fuji SMBE sedang dikemas<br />
salah satu pekerja.<br />
RENGGA SENCAYA/DETIKCOM<br />
Padahal pertumbuhan industri peralatan<br />
listrik di Indonesia cukup cepat, yakni dua kali<br />
pertumbuhan ekonomi. “Jika pertumbuhan<br />
ekonomi indonesia 5-6 persen, pertumbuhan<br />
konsumsi listrik 10-11 persen,” ucap Supardji.<br />
Kecepatan kebutuhan ini sangat tinggi<br />
karena masih ada 20 persen penduduk Indonesia<br />
yang belum bisa menikmati listrik. Program<br />
menerangi Indonesia ini menggenjot<br />
kebutuhan sakelar sampai panel listrik. Hal ini<br />
berbeda dengan negara maju yang sudah 100<br />
persen teraliri listrik, sehingga kebutuhan tak<br />
lagi tinggi. “Paling ya untuk peralatan listriknya<br />
disediakan hanya untuk mengganti yang<br />
rusak, sementara pasang baru hampir tidak<br />
ada,” ucapnya.<br />
Selain itu, pertumbuhan ekonomi paralel<br />
dengan industri manufaktur, properti, dan gedung-gedung.<br />
“Semakin banyak pertumbuhan<br />
properti dan pabrik pasti membutuhkan<br />
panel. Maka identik dengan pertumbuhan<br />
ekonomi sebetulnya,” ucapnya.<br />
Dengan kebutuhan dalam negeri yang<br />
masih besar dan terus tumbuh, beberapa pabrik<br />
baru berdatangan. Raksasa industri dari<br />
Swiss, ABB Group, misalnya, dua tahun lalu<br />
membangun dua pabrik di kawasan Cibitung,<br />
Bekasi.<br />
Dengan nama PT ABB Sakti Industri, perusahaan<br />
itu membangun pabrik panel listrik<br />
MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015