12.03.2015 Views

20150309_MajalahDetik_171

20150309_MajalahDetik_171

20150309_MajalahDetik_171

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

BISNIS<br />

Sakelar yang diproduksi<br />

Fuji SMBE sedang dikemas<br />

salah satu pekerja.<br />

RENGGA SENCAYA/DETIKCOM<br />

Padahal pertumbuhan industri peralatan<br />

listrik di Indonesia cukup cepat, yakni dua kali<br />

pertumbuhan ekonomi. “Jika pertumbuhan<br />

ekonomi indonesia 5-6 persen, pertumbuhan<br />

konsumsi listrik 10-11 persen,” ucap Supardji.<br />

Kecepatan kebutuhan ini sangat tinggi<br />

karena masih ada 20 persen penduduk Indonesia<br />

yang belum bisa menikmati listrik. Program<br />

menerangi Indonesia ini menggenjot<br />

kebutuhan sakelar sampai panel listrik. Hal ini<br />

berbeda dengan negara maju yang sudah 100<br />

persen teraliri listrik, sehingga kebutuhan tak<br />

lagi tinggi. “Paling ya untuk peralatan listriknya<br />

disediakan hanya untuk mengganti yang<br />

rusak, sementara pasang baru hampir tidak<br />

ada,” ucapnya.<br />

Selain itu, pertumbuhan ekonomi paralel<br />

dengan industri manufaktur, properti, dan gedung-gedung.<br />

“Semakin banyak pertumbuhan<br />

properti dan pabrik pasti membutuhkan<br />

panel. Maka identik dengan pertumbuhan<br />

ekonomi sebetulnya,” ucapnya.<br />

Dengan kebutuhan dalam negeri yang<br />

masih besar dan terus tumbuh, beberapa pabrik<br />

baru berdatangan. Raksasa industri dari<br />

Swiss, ABB Group, misalnya, dua tahun lalu<br />

membangun dua pabrik di kawasan Cibitung,<br />

Bekasi.<br />

Dengan nama PT ABB Sakti Industri, perusahaan<br />

itu membangun pabrik panel listrik<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!