12.03.2015 Views

20150309_MajalahDetik_171

20150309_MajalahDetik_171

20150309_MajalahDetik_171

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

FOKUS<br />

Pekerja menyelesaikan<br />

pembangunan proyek kampung<br />

deret di Petogogan, Jakarta<br />

Selatan, tahun lalu.<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

Rp 5,6 triliun, yakni untuk penyertaan modal<br />

investasi daerah Rp 5,6 triliun dan pembayaran<br />

pokok utang Rp 9 miliar.<br />

RAPBD 2015 itu masih akan dievaluasi Kementerian<br />

Dalam Negeri. Kementerian menyoroti<br />

anggaran belanja pegawai yang sangat besar.<br />

“Belanja pegawai, mohon maaf, masak hampir<br />

Rp 19 koma sekian (triliun), hampir Rp 20 triliun<br />

untuk belanja pegawai?” kata Direktur Jenderal<br />

Keuangan Daerah Kemendagri Reydonnyzar<br />

Moenek.<br />

Belanja barang dan jasa kantor juga dinilai<br />

masih terlalu besar. “Coba lihat di sini (dokumen),<br />

bayangkan, dana total belanja dan jasa<br />

Rp 16 triliun. Belanja jasa kantor masih relatif<br />

tinggi, belanja pemeliharaan masih relatif<br />

tinggi, belanja bahan habis pakai masih relatif<br />

tinggi,” kritik Reydonnyzar.<br />

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama<br />

menyatakan masih akan meneliti lagi<br />

RAPBD 2015. Ia mengaku tidak tahu persis<br />

detail RAPBD karena jumlahnya mencapai 68<br />

ribu item. Mengapa anggaran belanja barang<br />

dan jasa kantor terlalu tinggi, mengapa belanja<br />

tong sampah sampai habis Rp 22 miliar? ”Itu<br />

aku enggak tahu, mesti dicek,” kata Ahok kepada<br />

majalah detik. “Masyarakat juga harus bisa<br />

lihat dan protes, mengapa ada seperti ini atau<br />

itu,” tuturnya. ■<br />

MONIQUE SHINTAMI, ISFARI HIKMAT | IIN YUMIYANTI<br />

MAJALAH DETIK 9 - - 15 MARET 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!