12.03.2015 Views

20150309_MajalahDetik_171

20150309_MajalahDetik_171

20150309_MajalahDetik_171

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

INTERNASIONAL<br />

AKU TAK MELIHAT APA<br />

PUN, AKU TAK TAHU<br />

APA PUN.<br />

“Ukuran jas mereka yang satu kelewat kecil,<br />

satunya lagi kelewat besar. Warna-warnanya<br />

juga tidak cocok. Kami semua diam-diam tertawa.<br />

Mereka seperti dua orang yang tak pernah<br />

mengenakan jas. Mereka lebih mirip keledai<br />

dengan sadel,” Goran mengibaratkan.<br />

Tapi Goran tak tahu, di balik gaya keduanya<br />

yang tampak konyol, mereka<br />

membawa misi maut dari<br />

Moskow. Target yang diincar<br />

Lugovoi, mantan intel<br />

Dinas Intelijen Rusia (KGB),<br />

dan Kovtun, mantan prajurit<br />

Rusia, adalah “teman lama”<br />

mereka, Alexander Litvinenko.<br />

Seperti halnya Lugovoi, Litvinenko lama bertugas<br />

di KGB, dan belakangan di Dinas Keamanan<br />

Federal Rusia (FSB). Lantaran berseberangan<br />

dengan Vladimir Putin, kini Presiden Rusia,<br />

Litvinenko membelot ke Inggris. Di negaranya,<br />

Litvinenko dicap sebagai pengkhianat.<br />

Pada sore itu, Lugovoi dan Kovtun punya janji<br />

bertemu dengan Litvinenko di kantor Erinys International,<br />

perusahaan konsultan keamanan.<br />

Litvinenko merupakan salah satu konsultan lepas<br />

untuk Erinys. Litvinenko memperkenalkan<br />

Lugovoi dan Kovtun kepada Jim Reilly, konsultan<br />

senior di Erinys. Lugovoi menjanjikan bisa<br />

menjadi penghubung perusahaan Inggris yang<br />

ingin menjalin bisnis dengan Gazprom, raksasa<br />

gas dari Rusia.<br />

Sepanjang pertemuan sore itu, menurut<br />

Reilly, Lugovoi dan Kovtun terus mendesaknya<br />

minum teh. “Bukankah orang Inggris minum<br />

teh, apakah kamu tak minum teh?” Reilly<br />

menirukan Lugovoi. Pulang dari acara minum<br />

teh itu, Reilly dan Litvinenko diare dan muntah-muntah.<br />

“Aku tak pernah mengalami sakit<br />

seperti itu sebelumnya,” kata Reilly beberapa<br />

pekan lalu.<br />

l l l<br />

Pine Bar, Hotel Millennium, London, 1 November 2006<br />

Jarum pendek di jam belum menyentuh angka<br />

empat saat Alexander Litvinenko masuk ke<br />

lobi Hotel Millennium sore itu. Mengenakan<br />

jaket denim ala turis, Litvinenko longak-longok<br />

mencari dua kawan lama yang berjanji bertemu<br />

MAJALAH DETIK 23 FEBRUARI - 1 MARET 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!