Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
FOKUS<br />
Seorang pria menuliskan<br />
dukungan terhadap Gubernur<br />
Ahok di Jakarta, Minggu (1/3).<br />
HASSAN ALHABSHY/DETIKCOM<br />
ABRAHAM Lunggana, Wakil Ketua<br />
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah<br />
DKI Jakarta, meyakini Panitia Hak<br />
Angket DPRD DKI Jakarta telah<br />
mendapatkan bukti paling konkret tentang<br />
pelanggaran yang dilakukan Gubernur DKI<br />
Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Ahok dinilai<br />
telah melakukan pelanggaran etika dan hukum.<br />
Mediasi antara Ahok dan DPRD di kantor Kementerian<br />
Dalam Negeri, yang berakhir ricuh,<br />
menurut dia, memperjelas bukti pelanggaran<br />
yang dilakukan Ahok. Pelanggaran hukum yang<br />
dilakukan Ahok, kata Lulung—sapaan Abraham<br />
Lunggana—antara lain memalsukan hasil kesepakatan<br />
pembahasan RAPBD ke Kementerian<br />
Dalam Negeri (Kemendagri). “Kemudian tadi<br />
bukti ditunjukkan Allah SWT, bahwa benar Ahok<br />
melanggar undang-undang. Dia menggunakan<br />
kesewenang-wenangan,” katanya.<br />
Berikut ini wawancara dengan Lulung seusai<br />
mediasi Ahok dengan DPRD di Kemendagri,<br />
Kamis, 5 Maret 2015.<br />
Mengapa mediasi dengan Ahok bisa berakhir<br />
rusuh?<br />
Tadi sudah terjadi kesewenang-wenangan<br />
oleh Gubernur terhadap persoalan undangundang.<br />
Jadi Gubernur sudah melampaui<br />
undang-undang secara sewenang-wenang. Ini<br />
adalah asal-muasal kita jadi deadlock. Baru kita<br />
memastikan bahwa ini salah satu yang paling<br />
konkret untuk bahan penyelidikan angket. Kenapa?<br />
Kemarin memang kita rasakan adanya<br />
anggaran pembahasan yang sudah ditetapkan<br />
dalam paripurna 27 Januari itu hasilnya tidak<br />
disampaikan kepada Kemendagri. Kemudian<br />
MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015