Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
KOLOM<br />
ILUSTRASI: EDI WAHYONO<br />
ANGGARAN SILUMAN &<br />
POLITIK BULDOSER AHOK<br />
JIKA KPK TAK SEGERA BERTINDAK, KOMPLOTAN BEGAL ANGGARAN<br />
AKAN MERASA DI ATAS ANGIN DAN LELUASA MENGHAJAR AHOK.<br />
OLEH: NICO HARJANTO<br />
BIODATA<br />
Nama: Nico Harjanto<br />
Pendidikan:<br />
• Doktor Ilmu Politik dari<br />
Northern Illinois University,<br />
Amerika Serikat<br />
• MA bidang Ilmu dari Ohio<br />
University, Athens, Amerika<br />
Serikat, 2003<br />
PERSETERUAN antara Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan<br />
DPRD terkait dugaan anggaran siluman di RAPBD DKI Jakarta telah<br />
berkembang menjadi masalah politik dan hukum. Silang sengkarut yang<br />
kemudian melahirkan konflik kelembagaan antara eksekutif dan legislatif<br />
pernah terjadi di banyak daerah. Di Kabupaten Timor Tengah Utara di Provinsi<br />
Nusa Tenggara Timur pada 2013, misalnya, bupati dan para pegawai negeri sipil<br />
bahkan sampai berdemo ke DPRD supaya RAPBD segera disahkan.<br />
Namun perseteruan Ahok versus DPRD ini sangat berbeda. Hal ini karena inti<br />
masalahnya sebenarnya terletak pada adopsi e-budgeting oleh Ahok yang kemudian<br />
dapat membuka kotak Pandora berisi anggaran-anggaran siluman yang<br />
biasanya merupakan titipan dari para oknum pemburu rente di DPRD kepada<br />
sejumlah satuan kerja perangkat daerah di Pemerintah Provinsi Jakarta. Sebelum<br />
adanya sistem elektronik ini, para begal anggaran di legislatif dan pemerintah<br />
daerah sangat mudah menyusupkan beragam item proyek dan kegiatan untuk<br />
MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015