12.03.2015 Views

20150309_MajalahDetik_171

20150309_MajalahDetik_171

20150309_MajalahDetik_171

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

GAYA HIDUP<br />

foto tengah adalah foto<br />

yang didiunggah oleh Caitlin<br />

McNeil<br />

TWITTER.COM<br />

Tidak ada satu pun varian warna dress<br />

dengan kombinasi warna emas. Namun penjelasan<br />

dari produsen pakaian itu tetap tidak<br />

menghentikan soal polemik warna ini.<br />

Perdebatan dan perselisihan biru-hitam<br />

atau putih-emas tetap saja terjadi, sehingga<br />

para ahli ikut-ikutan dimintai komentar dengan<br />

berbagai macam teori.<br />

Ilmuwan dari University of Washington,<br />

Jay Neitz, salah satunya. Pada 2009, Neitz<br />

meneliti bagaimana otak manusia memproses<br />

cahaya yang berada di luar mata.<br />

Ia menjelaskan terdapat sel berbentuk kerucut<br />

dalam otak yang terhubung ke korteks<br />

visual (bagian terbesar dalam otak manusia)<br />

melalui saraf optik.<br />

Cara neuron (sel-sel saraf) memproses<br />

cahaya ini bergantung pada bagaimana otak<br />

dihubungkan. Jika lebih sering menggunakan<br />

otak kiri, warna yang dilihat adalah putih dan<br />

emas.<br />

Otak kiri terbiasa memproses warna-warna<br />

terang, seperti putih dan emas. Hal ini karena<br />

otak kiri lebih dominan, banyak neuron dari<br />

saraf optik terhubung ke belahan otak kiri.<br />

“Orang-orang ini lebih menggunakan logika<br />

dalam berpikir, unggul dalam perhitungan<br />

dan bahasa, serta lebih mudah mengingat<br />

lirik lagu daripada nadanya,” ujar Jay.<br />

Tak mengherankan jika mereka yang lebih<br />

banyak menggunakan otak kanan akan melihat<br />

dress itu berwarna biru-hitam. Belahan<br />

otak kanan memang memproses warna<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!