You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
FOKUS<br />
Deretan papan iklan luar<br />
ruangan yang berpotensi<br />
menjadi andalan PAD.<br />
HAFIDZ MUBARAK/ANTARAFOTO<br />
triliun.<br />
Retribusi menyumbang uang kepada Pemprov<br />
DKI Jakarta sebesar Rp 980 miliar. Retribusi<br />
itu antara lain retribusi pelayanan pemakaman<br />
dan pengabuan mayat Rp 9,5 miliar,<br />
dengan perincian sewa tanah makam selama<br />
3 tahun Rp 2 miliar serta perpanjangan sewa<br />
tanah makam Rp 6,5 miliar.<br />
Juga ada retribusi pemakaian terminal Rp 7<br />
miliar. Retribusi izin mendirikan bangunan Rp<br />
185 miliar. Retribusi izin tempat penjualan minuman<br />
beralkohol Rp 1,3 miliar.<br />
Selain pendapatan asli, Jakarta mendapat<br />
uang dari dana perimbangan berupa dana bagi<br />
hasil pajak/bagi hasil bukan pajak sebesar Rp<br />
11,4 triliun. Kemudian dari pendapatan daerah<br />
yang sah sekitar Rp 7 triliun. Isinya merupakan<br />
gabungan pendapatan hibah Rp 4,5 triliun serta<br />
dana penyesuaian dan otonomi khusus Rp 2,5<br />
triliun, yang terdiri atas tambahan penghasilan<br />
guru pegawai negeri sipil daerah profesi<br />
nonsertifikasi Rp 15 miliar, tambahan penghasilan<br />
guru pegawai negeri sipil daerah profesi<br />
sertifikasi Rp 1,4 triliun, serta dana bantuan<br />
operasional sekolah (BOS) Rp 1 triliun.<br />
Lalu dari uang Rp 63,8 triliun itu, bagaimana<br />
Pemprov Jakarta menggunakannya? Ternyata<br />
Jakarta merencanakan pembelanjaan yang<br />
lebih tinggi dari pendapatan. Total belanja<br />
Jakarta dianggarkan Rp 67,4 triliun alias mengalami<br />
defisit Rp 3,6 triliun.<br />
Belanja Jakarta terdiri atas belanja langsung<br />
dan tak langsung. Belanja tak langsung antara<br />
MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015