Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
INTERVIEW<br />
KEBIJAKAN MOBIL MURAH TAK AKAN DICABUT KARENA MENYANGKUT BELASAN RIBU<br />
TENAGA KERJA DI DALAMNYA.<br />
SERUSAHAAN otomotif asal Amerika Serikat,<br />
General Motors (GM), yang memproduksi<br />
mobil Spin, mengaku kalah bersaing dengan<br />
produk-produk Jepang. Perusahaan itu memutuskan<br />
menutup pabriknya di Indonesia,<br />
Thailand, dan Australia.<br />
Meski begitu, menurut Menteri Perindustrian<br />
Saleh Husin, GM akan kembali dengan<br />
menggandeng Wuling dari Tiongkok. Mereka<br />
sudah menyiapkan lahan puluhan hektare di<br />
Karawang, Jawa Barat, dan siap berproduksi<br />
pada 2017.<br />
Bagaimana dengan Esemka? Akankah<br />
menjadi mobil nasional kebanggaan seperti<br />
halnya Proton di Malaysia? “Esemka akan<br />
fokus diarahkan untuk memproduksi alat<br />
transportasi di pedesaan, perkebunan, dan<br />
pertambangan,” kata Saleh saat berbincang<br />
dengan majalah detik di ruang kerjanya,<br />
Rabu (4/3).<br />
Pilihan itu, menurut Saleh, sangat realistis.<br />
Sebab, Esemka tak mungkin mampu bersaing<br />
dengan merek-merek produksi Jepang yang<br />
sudah beroperasi di Indonesia selama puluhan<br />
tahun. Simak petikan perbincangannya<br />
berikut ini.<br />
Kenapa General Motors menutup<br />
pabriknya di Bekasi?<br />
Kami baru mengundang pihak General<br />
Motors untuk mendapatkan informasi secara<br />
detail. Salah satu yang mereka sampaikan<br />
adalah memang produk yang mereka hasilkan<br />
untuk merek Spin kalah bersaing dengan<br />
produk sejenis merek-merek lain. Biaya produksinya<br />
cukup tinggi dan harga jualnya juga<br />
tinggi sehingga mereka kalah bersaing. Total<br />
kerugian mereka pada 2013-2014 hampir US$<br />
200 juta. Tiap bulannya ada loss sekitar US$<br />
4 juta, sehingga GM Indonesia memutuskan<br />
MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015