12.03.2015 Views

20150309_MajalahDetik_171

20150309_MajalahDetik_171

20150309_MajalahDetik_171

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

SENI HIBURAN<br />

TARI<br />

Kawit. Setelah Mbah Kawit wafat, keempatnya<br />

bagai anak ayam kehilangan induk. Walau tetap<br />

tinggal di rumah besar itu, mereka seperti kehilangan<br />

pegangan, tak tahu ke mana tempat<br />

bertanya.<br />

Riku, walau genit, adalah perempuan bijaksana<br />

dengan pertimbangan mendalam terhadap<br />

apa pun. Contohnya, melihat sang suami galau<br />

mencari tempat liburan, dia berkata pelan<br />

tanpa kehilangan nada genitnya, “Ciku cintaku,<br />

apakah kau lupa, ada satu tempat yang sudah<br />

lama sekali tidak kita datangi, ranjang pengantin<br />

kita?”<br />

Tari teatrikal yang sarat humor ini dijuduli<br />

Srimpi Ketawang Lima Ganep. Dimainkan<br />

Kelompok Teater Tari Sahita beserta Sita Nursanti<br />

dan Chandra Satria di auditorium Galeri<br />

Indonesia Kaya, Jakarta, 28 Februari 2015. Sita<br />

Nursanti dan Chandra Satria adalah penyanyi<br />

yang kerap juga tampil di panggung-panggung<br />

teater Indonesia.<br />

Pementasan berdurasi 60 menit ini dibagi<br />

menjadi tiga babak. Babak pertama diisi Sahita<br />

bercerita tentang kegembiraan empat perempuan<br />

dalam balutan jarit lusuh dan rambut<br />

beruban tapi tetap energetik bekerja dan<br />

menirukan lakon-lakon wayang. Babak kedua<br />

tentang Ciku dan Riku serta betapa kayanya<br />

mereka. Babak ketiga berisi empat perempuan<br />

ini kelelahan setelah berbilang tahun tanpa<br />

Mbah Kawit dan terpaksa meraba-raba sendiri.<br />

Mbah Kawit bukan hanya “bos” mereka, tapi<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!