12.03.2015 Views

20150309_MajalahDetik_171

20150309_MajalahDetik_171

20150309_MajalahDetik_171

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

FOKUS<br />

Gubernur DKI Jakarta Basuki<br />

T. Purnama didampingi<br />

Pelaksana Tugas Pimpinan<br />

KPK Johan Budi (kiri) menjawab<br />

pertanyaan wartawan di gedung<br />

KPK, Jakarta, Jumat (27/2).<br />

Pria yang akrab dipanggil Ahok<br />

ini melapor ke KPK terkait<br />

temuan "dana siluman" sebesar<br />

Rp 12,1 triliun dalam RAPBD<br />

DKI Jakarta.<br />

HAFIDZ MUBARAK A./ANTARA<br />

dengan daya sebesar 120 KPA tersebut<br />

digunakan untuk membantu 30 komputer<br />

siswa dan staf pengajar,” ujar Sri.<br />

Bukan hanya tidak sesuai dengan<br />

kebutuhan sekolah. Pengadaan 55<br />

unit UPS dalam APBD 2014 untuk<br />

sekolah di DKI Jakarta juga diduga dimenangkan<br />

perusahaan bodong. Di<br />

Magelang, Jawa Tengah, ada pemilik<br />

perusahaan di bidang konsultan tata<br />

ruang dengan nama CV Wisanggeni<br />

yang mengaku dicatut namanya dalam<br />

tender pengadaan UPS.<br />

Arianto, pemilik CV Wisanggeni,<br />

yang juga seorang arsitek, mengatakan<br />

perusahaannya tidak mengerjakan<br />

proyek pengadaan barang bernilai<br />

miliaran rupiah. Selain itu, dia tidak<br />

pernah menggarap proyek apa pun di<br />

DKI Jakarta, apalagi mengajukan permohonan<br />

ikut tender pengadaan UPS.<br />

“Tentu saja kami kaget,” katanya.<br />

CV Wisanggeni tercatat sebagai<br />

perusahaan pemenang tender pengadaan<br />

UPS pada Suku Dinas Pendidikan<br />

Menengah Jakarta Barat tahun 2014<br />

untuk SMAN 56 dan pengadaan UPS<br />

di Suku Dinas Pendidikan Menengah<br />

Jakarta Pusat untuk SMAN 5.<br />

Proyek inilah yang membuat Gubernur<br />

DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama<br />

berang. Pengadaan 55 unit UPS itu menguras<br />

Rp 300 miliar anggaran APBD<br />

2014. Ahok lantas melapor ke Komisi<br />

Pemberantasan Korupsi pada akhir Februari<br />

lalu. Ahok tidak mau proyek tersebut<br />

kembali masuk APBD 2015.<br />

Sementara KPK baru mendapat<br />

laporan, Polda Metro Jaya sudah bergerak<br />

menyelidiki kasus tersebut. Kepala<br />

Bidang Humas Polda Metro Jaya<br />

Komisaris Besar Martinus Sitompul<br />

menyatakan Polda Metro Jaya telah<br />

memeriksa 10 saksi, termasuk Kepala<br />

Suku Dinas Pendidikan Menengah<br />

Jakarta Barat Alex Usman dan Kepala<br />

Suku Dinas Pendidikan Menengah<br />

Jakarta Pusat Zaenal Abidin sebagai<br />

pejabat pembuat komitmen. ■<br />

MELISA MALIOLA, ISFARI HIKMAT | BAHTIAR RIFAI<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!