12.03.2015 Views

20150309_MajalahDetik_171

20150309_MajalahDetik_171

20150309_MajalahDetik_171

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

INTERNASIONAL<br />

HUFFINGTONPOST<br />

kejadian itu, Mohammed semakin paranoid dan<br />

putus asa.<br />

“Kadang aku merasa seperti mayat hidup,<br />

tak takut lagi mereka akan membunuhku….<br />

Ketimbang suatu saat nanti aku akan menelan<br />

pil tidur sebanyak-banyaknya supaya bisa tidur<br />

selamanya.... Aku hanya ingin pergi dari orangorang<br />

itu,” Mohammed menulis dalam suratnya<br />

kepada wartawan Robert Verkaik.<br />

Setelah berulang kali mencoba kabur dari<br />

Inggris, dua tahun lalu, dengan menggunakan<br />

nama samaran, Mohammed berhasil lolos dari<br />

petugas keamanan dan terbang ke Suriah. Di<br />

Turki, dia menelepon dan berpamitan kepada<br />

ayahnya yang ada di Kuwait.<br />

Peter Neumann, Direktur International Centre<br />

for the Study of Radicalisation, tak percaya<br />

bahwa perlakuan buruk intel MI5-lah yang<br />

membuat Mohammed Emwazi menjadi Jihadi<br />

John. “Itu klaim yang absurd.... Orang tak menjadi<br />

teroris setelah dia diperlakukan buruk,”<br />

kata Neumann. Menurut dokumen pengadilan<br />

Inggris, sebelum masuk daftar merah MI5,<br />

Mohammed sudah terlibat dengan kelompok<br />

militan di London Barat. Dua kenalannya, Bilal<br />

Berjawi dan Mohammed Sakr, tewas dalam<br />

serangan pesawat tanpa awak di Somalia. ■<br />

SAPTO PRADITYO | GUARDIAN | BBC | MIRROR | TELEGRAPH | CNN |<br />

DAILY MAIL<br />

MAJALAH DETIK 9 -15 MARET 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!