Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam
Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam
Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Foto: Istimewa<br />
penyiksaan, pembunuhan, penculikan,<br />
perusakan harta benda— kepada warga Papua<br />
yang bersuara menuntut tindakan yang<br />
sewajarnya dari tamu yang sedang bertandang<br />
ke rumahnya. 5<br />
Sejarah menunjukkan bahwa perjalanan<br />
proses kapitalisme akan berujung pada<br />
kolonialisme. Revolusi kapitalisme di Barat<br />
mulai tumbuh sejak kehancuran sistem feodal<br />
dan berekspansi secara cepat dan masif melalui<br />
sistem pasar kolonial yang lebih besar.<br />
Sistem ini melibatkan hubungan segitiga antara<br />
Eropa (pusat manufaktur), Afrika (sumber<br />
tenaga kerja), dan ‘Dunia Baru’ (sumber<br />
bahan mentah dan bahan baku) yang me-<br />
Sejarah<br />
menunjukkan bahwa<br />
perjalanan proses<br />
kapitalisme akan<br />
berujung pada<br />
kolonialisme.<br />
Revolusi kapitalisme<br />
di Barat mulai<br />
tumbuh sejak<br />
kehancuran sistem<br />
feodal dan<br />
berekspansi secara<br />
cepat dan masif melalui<br />
sistem<br />
pasar kolonial<br />
yang lebih besar.<br />
ngalami proses ekstraksi dengan biaya<br />
semurah mungkin. Akumulasi dari sistem ekonomi<br />
semacam ini membantu mempercepat<br />
proses industrialisasi di Barat. Proses pencarian<br />
“Dunia Baru” sebagai bagian integral<br />
dari sistem pasar global pada masa itu<br />
mendorong perkembangan kolonialisme korporasi<br />
yang juga berfungsi sebagai pembuka<br />
jalan bagi kolonialisme negara.<br />
Sejarah penjajahan di Nusantara juga<br />
tidak terlepas dari peran dominan korporasi<br />
di dalamnya. The Dutch East India Company<br />
atau lebih dikenal di Indonesia sebagai<br />
VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie)<br />
dibentuk pada 1602 ketika pemerintah Kera-<br />
jaan Belanda memberikan hak monopoli<br />
untuk menjalankan aktvitas kolonial di Asia.<br />
VOC merupakan korporasi multinasional<br />
pertama di dunia. VOC juga merupakan<br />
korporasi pertama di dunia yang menjual<br />
saham untuk mendapatkan modal. Pada<br />
paruh kedua abad ke-17 VOC merupakan<br />
korporasi terkaya di dunia dengan kekayaan<br />
yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.<br />
Kekayaan VOC mencakup 150 kapal<br />
dagang, 40 kapal perang, 50.000 pekerja,<br />
angkatan bersenjata berkekuatan 10.000<br />
tentara, dengan pembayaran dividen mencapai<br />
40%.<br />
Swadeshi: Gerakan Melawan<br />
Kolonialisme Korporasi<br />
Gerakan Swadeshi sebagai bagian dari gerakan kemerdekaan India, tak<br />
lain strategi ekonomi yang berhasil mengusir penjajahan Inggris dan<br />
meningkatkan kondisi perekonomian India. Kaum nasionalis India percaya<br />
bahwa penyebab kehancuran ekonomi India sebagian disebabkan oleh<br />
kolonisasi Inggris. “Swadeshi” yang berarti “keswadayaan” digambarkan<br />
oleh Mahatma Gandhi sebagai “…seruan kepada konsumen agar menyadari<br />
bahwa dia juga melakukan penindasan melalui dukungan terhadap<br />
industri-industri yang telah mengakibatkan pemiskinan, bahaya terhadap<br />
pekerja, umat manusia dan makhluk lainnya”.<br />
Gerakan Swadeshi dilakukan antara lain dengan memboikot produkproduk<br />
Inggris dan menghidupkan kembali produk-produk lokal yang<br />
dihasilkan sendiri serta menghidupkan teknik-teknik produksi yang<br />
ditemukan oleh warga setempat. Swadeshi sebagai strategi merupakan fokus<br />
utama dari Mahatma Gandhi, yang menyebutnya sebagai jiwa dari Swaraj<br />
(penguasaan diri).<br />
Gerakan Swadeshi juga memfokuskan gerakannya pada pemberdayaan<br />
desa atau kampung. Sebagaimana diucapkan oleh Mahatma Gandhi: “India<br />
sejatinya tidak ditemukan di beberapa kota yang ada, tetapi pada 700.000<br />
lebih kampung yang ada di India. Bila kampung-kampung tersebut hancur,<br />
maka India juga akan hancur”.<br />
MENJADI ENVIROMENTALIS ITU GAMPANG! 232 KORPORASI DAN LINGKUNGAN HIDUP 233