Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam
Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam
Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Foto: Dok. WALHI<br />
“Utang adalah<br />
kemiskinan<br />
terparah”<br />
Suharto di PBB<br />
New York,<br />
1970-an<br />
DARI MANA DATANGNYA UTANG?<br />
KORUPSI, kolusi dan nepotisme<br />
adalah salah satu penyakit serius Indonesia<br />
dan merupakan salah satu<br />
faktor yang membuat negeri ini<br />
berutang besar. Namun, ketergantungan<br />
pada utang yang terus membesar juga dipicu<br />
oleh strategi pembangunan ekonomi yang<br />
keliru dan didiktekan badan-badan<br />
keuangan internasional seperti IMF (Dana<br />
Moneter Internasional) dan Bank Dunia.<br />
Pada 1967, sebentar setelah jatuhnya<br />
Presiden Soekarno, Indonesia bergabung<br />
dengan IMF. Langkah ini merupakan syarat<br />
pinjaman dan bantuan yang diberikan<br />
lembaga itu untuk memulihkan ekonomi Indonesia<br />
yang rusak sepeninggal Soekarno.<br />
Sejak itu, Indonesia berada di bawah<br />
kendali Inter-Governmental Group on Indonesia<br />
atau IGGI (belakangan diubah jadi<br />
The Consultative Group on Indonesia atau<br />
CGI), sebuah badan yang berisi semua<br />
negeri dan lembaga keuangan Barat,<br />
termasuk IMF. Badan asing itu memutuskan<br />
berapa besarnya utang yang dikucurkan,<br />
namun lebih dari itu, memiliki wewenang<br />
menyetujui neraca anggaran Indonesia<br />
(belanja negara tak boleh lebih dari 10%<br />
terhadap PDB) dan mendiktekan arah<br />
kebijakan ekonomi negeri ini.<br />
Lewat para ekonom dan menteri yang<br />
kemudian dikenal sebagai ”Kelompok Mafia<br />
Berkeley”, IMF dan Bank Dunia antara<br />
lain mengarahkan Indonesia menjadi negeri<br />
produsen barang ekspor atau yang dikenal<br />
dengan ”export-led growth development”.<br />
IMF dan Bank Dunia juga menarik Indonesia<br />
lebih jauh untuk menerapkan konsep<br />
ekonomi makin liberal yang dicirikan antara<br />
lain oleh privatisasi dan deregulasi.<br />
Sejak itu standar kehidupan masyarakat<br />
Indonesia memang membaik, kemiskinan<br />
menurun secara drastis, dan pendapatan per<br />
Magnus Gottfried Lichtwer<br />
Penulis Jerman<br />
kapita terus meningkat, meski semua ini<br />
ditopang oleh utang. Namun, bahkan utang<br />
tadi tidak dinikmati secara merata oleh rakyat<br />
Indonesia.<br />
Barat menilai Indonesia patut menjadi<br />
contoh sukses pembagunan ekonomi,<br />
kandati secara politik Orde Baru di bawah<br />
Soeharto berwatak represif dan korup.<br />
Negara-negara kreditor, bank serta lembaga<br />
keuangan internasional sangat senang<br />
menawarkan pinjaman baru terus-menerus<br />
yang pada akhirnya membuat Indonesia kian<br />
tergantung pada utang.<br />
Jumlah utang luar negeri meningkat<br />
tajam menjelang akhir pemerintah Soeharto.<br />
GLOBALISASI DAN LINGKUNGAN HIDUP 253