11.01.2013 Views

Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam

Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam

Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kekerasan aparat saat<br />

kejatuhan rezim Suharto<br />

Foto: Achmad Ibrahim/AP<br />

hak Sipil, Gerakan Lingkungan<br />

dan Gerakan<br />

Buruh.<br />

Ekologi atau “Ecological<br />

Wisdom” menjadi<br />

poros ajaran gerakan<br />

lingkungan yang bercitacita<br />

mengurangi dampak<br />

buruk kegiatan manusia.<br />

Dalam hal ini bukan sekadar<br />

menyelamatkan<br />

kehidupan manusia melainkan<br />

mengubah cara<br />

berpikir antroposentrik<br />

atau pandangan yang<br />

mendudukan manusia<br />

pusat segalanya dan bumi<br />

dipersembahkan bagi<br />

manusia.<br />

Keadilan sosial<br />

(“Social Squality” dan<br />

“Economic Justice”)<br />

mencerminkan penolakan<br />

terhadap berbagai<br />

diskriminasi, misalnya<br />

lewat perjuangan klas,<br />

gender, etnisitas, atau<br />

kebudayaan. Ketidakadilan<br />

sosial menjadi<br />

akar perusakan lingkungan<br />

hidup oleh institusi<br />

buatan manusia seperti<br />

negara dan korporat.<br />

Demokrasi Kerakyatan<br />

(“Grassroots De-<br />

MENJADI ENVIROMENTALIS ITU GAMPANG! 94<br />

mocracy” atau “Participatory Democracy”)<br />

dipandang sebagai satu-satunya cara<br />

pentadbiran untuk mencapai perubahan<br />

sosial. Pandangan ini mengubah cara<br />

memandang kedudukan para pemimpinpemimpin<br />

tradisional. Untuk itu, Kaum Hijau<br />

menolak konstitusi yang mengakumulasikan<br />

kekuatan dan kekuasaan pada organisasi.<br />

Kaum Hijau setuju dengan proses-proses<br />

desentralisasi dan devolusi pemerintahan.<br />

Non Violence atau pandangan tanpa<br />

kekerasan mencerminkan kebijakan Gerakan<br />

Hijau yang menolak setiap bentuk kekerasan<br />

dalam mengelola lawan-lawan politiknya.<br />

Gerakan Anti Kekerasan ini mengadaptasi<br />

tradisi perlawanan Gandhi di Indian dan<br />

Quaker di Amerika Serikat. Tujuannya, melakukan<br />

advokasi untuk menghindari eskalasi<br />

kekuatan dan tidak bekerjasama dengan<br />

kelompok mana pun yang melakukan<br />

kekerasan.<br />

Keempat pilar ini berdiri saling bergantung<br />

dan menjadi sistem nilai yang ditegakkan<br />

secara konsisten dalam tindakan seharihari.<br />

Artinya, pencapaian satu pilar amat tergantung<br />

dari pencapaian ketiga pilar yang<br />

lain.<br />

Contoh, keadilan distribusi kekayaan<br />

bumi tidak mungkin menghasilkan kesepakatan<br />

internasional bila tetap ada ketidakadilan<br />

distribusi dengan cara melakukan kekerasan<br />

dan mengingkari proses-proses politik<br />

yang demokratik. Atau, struktur politik<br />

tradisional, yang berbasis pada pantronase<br />

sebagai model pentadbiran internal, tak<br />

mampu melakukan negosiasi internasional<br />

dan pula akan mengalami pengucilan secara<br />

internasional.<br />

Arundhati Roy menjelaskan keterkaitan<br />

antara Demokrasi, Perdamaian dan Tanpa<br />

Kekerasan:<br />

”Where is<br />

oppression, it will<br />

always be<br />

challenged...I don’t<br />

believe that there<br />

can ever be peace<br />

without<br />

justice...The two go<br />

together. And there<br />

can not be peace in<br />

the world with<br />

full-spectrum<br />

dominance.”<br />

(Bila ada tindakan opresif, ini selalu<br />

harus ditantang, saya tidak percaya akan terjadi<br />

perdamaian tanpa keadilan. Keduanya<br />

berjalan seiring. Dan, tak akan pernah ada<br />

perdamaian di atas dunia dengan adanya<br />

kaum dominan. Ini pendekatan yang memadukan<br />

antara gerakan perdamaian dan<br />

gerakan ekologi).<br />

MENDEDAH ENVIRONMENTALISME 95

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!