Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam
Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam
Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Operasi pemeriksaan KTP di Jakarta<br />
“Harus seterkenal<br />
apa kamu sebelum<br />
sebuah kota dapat<br />
mengenalimu?”<br />
Martha Reeves<br />
penyanyi<br />
Alex Suban<br />
RUANG yang diisi sektor perniagaan,<br />
perkantoran, industri, dan perumahan<br />
dikenal sebagai kota (pusat per-<br />
tumbuhan). Sedangkan ruang beri-<br />
kutnya (pertanian intensif, pertanian ekstensif,<br />
dan kehutanan) disebut sebagai wilayah penunjang<br />
(hinterland), yang secara sederhana<br />
dikenal sebagai desa. Sejak pada tataran<br />
teori, konsep tersebut sudah mengandung<br />
arogansi perkotaan. Karena eksistensi desa<br />
hanya sebagai pelayan kota.<br />
Selanjutnya pemerintah membangun<br />
infrastruktur ekonomi agar bisnis perkotaan<br />
berjalan lancar. Infrastruktur pedesaan hanya<br />
diperbaiki dalam rangka melancarkan proses<br />
pengadaan bahan baku untuk industri atau<br />
bahan-bahan konsumsi lainnya yang dibutuhkan<br />
masyarakat kota.<br />
Untuk membangun perkotaan, pemerintah<br />
meloloskan semua cara, termasuk kooptasi<br />
sektor-sektor pertanian. Contoh terbaik<br />
adalah pertumbuhan kota-kota di pantai<br />
utara Jawa Barat dan Banten. Bekasi, misalnya,<br />
dibangun di atas sawah beririgasi teknis.<br />
Saluran irigasi primer (Kali Malang) pun kehilangan<br />
fungsi-dasarnya. Kini bukan lagi sebagai<br />
saluran irigasi, melainkan sebagai saluran<br />
pemasok air-baku untuk kebutuhan bersih<br />
penduduk kota.<br />
Urbanisasi, yang implikasi logis dari<br />
kebijakan pembangunan yang bersifat kota<br />
sentris, dianggap sebagai pengganggu.<br />
Maka Jakarta melakukan aktivitas pengusiran<br />
bagi pendatang haram yang tidak memiliki<br />
KOTA SENTRIS<br />
kartu penduduk Jakarta.<br />
Kebijakan yang kota sentris masih akan<br />
memanen dampak negatif yang akan membebani<br />
kota. Kuba pada masa pra-revolusi<br />
(1959) pernah memiliki distribusi penduduk<br />
yang memusat di Havana dan perkotaan<br />
lainnya (72%). Yang tinggal di desa hanya<br />
28%. Padahal pada tahun 1956, jumlah<br />
penduduk pedesaan mencapai 56%. <strong>Itu</strong> menimbulkan<br />
segudang kesulitan terhadap<br />
ekonomi Kuba.<br />
Kota-kota di Indonesia pun akan (sedang)<br />
menuai beragam kesulitan: kemacetan<br />
lalu lintas, ketidak-teraturan, peningkatan kriminalitas,<br />
krisis air, krisis sampah, dan sangat<br />
mungkin adalah amuk massa. <strong>Itu</strong> semua<br />
pintu gerbang chaos, yang bila tidak<br />
direspons secara bijaksana, benar-benar<br />
akan meletupkan huru-hara yang liar.<br />
Fakta<br />
Pertumbuhan populasi yang cepat<br />
dapat memaksa petani dan nelayan<br />
melakukan eksploitasi ekosistem. <strong>Itu</strong><br />
juga akan menaikkan tekanan pada<br />
infrastruktur dan layanan publik. <strong>Itu</strong><br />
akan mempercepat angka urbanisasi,<br />
yang kerap kali memunculkan<br />
perumahan yang berbahaya, padat,<br />
dan tak terencana, dengan sanitasi<br />
yang buruk, kekurangan air bersih,<br />
dan udara yang tercemar.<br />
KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN HIDUP 151