11.01.2013 Views

Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam

Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam

Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kerusahan besar melanda<br />

Jakarta 13-14 Mei 1998:<br />

penjarahan, pembakaran,<br />

dan pemerkosaan.<br />

Ratusan orang, mungkin<br />

D&R<br />

ribuan, tewas<br />

terpanggang di pusat-<br />

Ch./Dok.<br />

pusat pertokoan yang<br />

Bodi<br />

sengaja dibakar. Foto:<br />

RESEP BERACUN BANK DUNIA DAN IMF<br />

KRISIS ekonomi 1997, tidak hanya<br />

menciptakan inflasi yang memicu<br />

pengangguran dan proses pemis-<br />

kinan. Krisis ini menambah jumlah<br />

utang Indonesia bengkak lebih besar lagi<br />

melalui beberapa cara.<br />

Pertama, Indonesia harus berutang lebih<br />

banyak untuk memulihkan diri dari krisis.<br />

utang luar negeri bertambah menjadi US$<br />

144 miliar pada 1998.<br />

Kedua, penambahan jumlah utang<br />

diikuti dengan memberatnya beban pembayaran<br />

utang akibat jatuhnya nilai rupiah terhadap<br />

dolar. Utang dibayar dalam bentuk<br />

dolar yang nilainya naik lima kali lipat dari<br />

sebelum krisis.<br />

Ketiga, pemerintah Indonesia membiayai<br />

dunia perbankan yang kolaps dengan<br />

cara menerbitkan surat utang (obligasi). Meski<br />

obligasi ini dalam bentuk rupiah dan diterbitkan<br />

hanya di Indonesia, jumlahnya sangat<br />

besar: Rp 600 triliun. Rakyat, lewat pemerintah,<br />

harus membayar utang domestik ini<br />

baik pokok maupun bunganya.<br />

Pada 1998, Indonesia menandatangani<br />

paket keuangan darurat, pinjaman US$ 43<br />

miliar. Pemerintah Indonesia menyedikan diri<br />

untuk menjalankan program penyesuaian<br />

struktural (Structural Adjusment Program/SAP)<br />

yang meliputi liberalisasi perdagangan dan<br />

meretrukturisasi sektor kehutanan. Paket itu<br />

“Selama bertahun-tahun,<br />

negara-negara kaya dan<br />

lembaga-lembaga kantong<br />

mereka seperti Bank Dunia<br />

dan IMF melemparkan batu<br />

ke negara-negara miskin,<br />

meminta mereka untuk<br />

membayar hutang.”<br />

Andrew Simms<br />

Ketua Program Ekonomi Global<br />

di New Economics Foundation<br />

juga menuntut penghapusan subsidi sosial<br />

pada bahan bakar dan makanan, menyebabkan<br />

kesulitan besar bagi orang miskin,<br />

menciptakan kekacauan sosial.<br />

Krisis yang terjadi pada 1997 tidak bisa<br />

dipisahkan dari resep-resep kebijakan IMF<br />

dan Bank Dunia yang keliru di masa lalu.<br />

Di samping menutup mata terhadap<br />

korupsi Orde Baru, IMF dan Bank Dunia terus<br />

menekan Indonesia untuk makin jauh terlibat<br />

dalam ekonomi berbasis pasar. Pada<br />

pertengahan 1980-an, misalnya, IMF dan<br />

Bank Dunia mendesakkan deregulasi<br />

(liberalisasi) perbankan yang sangat berisiko<br />

dengan membuka seluas-luasnya sistem<br />

perbankan tanpa ada proteksi dan kontrol.<br />

GLOBALISASI DAN LINGKUNGAN HIDUP 257

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!