Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam
Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam
Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
WALHI<br />
Burung-burung ini memakan ulat yang telah<br />
Dok.<br />
tersemprot DDT, kematian segera menjelang. Foto:<br />
lingkungan yang kontroversial, seperti penipisan<br />
lapisan ozone dan pemanasan global<br />
yang disebabkan emisi efek green house.<br />
Teori-teori ini ditopang oleh data-data yang<br />
akurat. Tapi, pada saat bersamaan, pengumpulan<br />
data yang sama pun ditafsirkan<br />
untuk kepentingan lain. Perdebatan seputar<br />
isu lingkungan pada galibnya perdebatan<br />
politik. Masing-masing pihak menggunakan<br />
data untuk memperkuat argumentasinya.<br />
Kasus ini menjadi tantangan bagi ilmuwan<br />
lingkungan hidup untuk benar-benar melakukan<br />
penelitan yang akurat dan tak terbantahkan.<br />
Seorang penulis anti gerakan lingkungan<br />
ternama, Michael Crichton, lulusan Harvard<br />
Medical School, menawarkan gagasan<br />
double blind experimentation dalam riset<br />
lingkungan hidup. Pada proses double blind<br />
experiment, para pihak bisa menentukan dua<br />
kelompok peneliti independen. Kedua tim<br />
yang berbeda melakukan penelitian yang sama.<br />
Tujuannya agar hasil yang diperoleh tidak<br />
bias dan lebih berkualitas. Chrichton menyarankan,<br />
karena isu lingkungan hidup memang<br />
sangat politis, maka para pengambil<br />
keputusan membutuhkan data-data yang netral<br />
sebagai landasan keputusannya ketimbang<br />
bertumpu pada retorika dan konjungtur<br />
politik.<br />
Dukungan dan<br />
kritik pada gerakan<br />
lingkungan hidup<br />
adalah konsekuensi<br />
dari keterbatasan<br />
pengetahuan kita<br />
tentang bumi.<br />
Kebanyakan studi<br />
lingkungan hidup<br />
relatif masih baru.<br />
Karenanya, penelitian<br />
lingkungan hidup<br />
bersifat terbatas dan<br />
belum mampu secara<br />
lengkap membaca<br />
kecenderungan<br />
perubahan<br />
lingkungan dalam<br />
jangka panjang.<br />
Keterbatasan ini mendorong sejumlah<br />
<strong>Environmentalis</strong> mendukung penggunaan the<br />
precautionary principle dalam pengambilan<br />
kebijakan. Prinsipnya lebih baik berjaga-jaga<br />
sebelum kita mengetahui hal sebenar-nya<br />
yang akan berdampak pada lingkungan<br />
hidup.<br />
Sebaliknya para penentang menolak<br />
prinsip jaga-jaga karena keputusan politik<br />
harus diambil bila kita telah memiliki informasi<br />
selengkap mungkin. Penolakan ini banyak<br />
berasal dari kalangan industri, karena<br />
bila prinsip ini dipakai maka akan mengganggu<br />
kegiatan industri mereka di negaranegara<br />
dunia ketiga.<br />
MENDEDAH ENVIRONMENTALISME 79