Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam
Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam
Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
“Dua puluh tahun<br />
dari sekarang,<br />
kita akan lebih<br />
menyesali hal-hal<br />
yang tidak<br />
David McTaggart<br />
pendiri Greenpeace<br />
kita lakukan<br />
dibandingkan<br />
yang telah kita<br />
lakukan.”<br />
Di Pulau Kyusu, Jepang, seorang ibu sedang memandikan anak<br />
perempuan, Tamoko Uemura (16) yang keracunan limbah logam.Tubuhnya<br />
mengerut, cacat fisik dan buta sejak dilahirkan dikarenakan racun merkuri<br />
industri yang meracuni persediaan air di Minamata, Jepang.<br />
Foto: Willliam Eugenesmith, 1973/Dok. WALHI<br />
KISAH KELOMPOK SEPULUH<br />
KELOMPOK Sepuluh (dideklarasikan<br />
pada 23 Mei 1978) menjadi wadah<br />
tukar informasi, tukar pikiran, dan<br />
penyusunan program bersama<br />
mengenai masalah lingkungan hidup di Indonesia<br />
maupun dunia.<br />
Anggota Kelompok Sepuluh yaitu:<br />
1. Ikatan Arsitek Landsekap Indonesia<br />
(IALI), Ketua: Ir. Zein Rachman<br />
2. Yayasan Indonesia Hijau (YIH), Ketua:<br />
Dr Fred Hehuwed<br />
3. Biologi Science Club (BCS), Ketua:<br />
Dedy Darnaedi<br />
4. Gelanggang Remaja Bulungan,<br />
Ketua: Bedjo Raharjo<br />
5. Perhimpunan Burung Indonesia (PBI),<br />
Ketua H. Kamil Oesman<br />
6. Perhimpunan Pecinta Tanaman (PPT),<br />
Ketua Ny. Mudiati Jalil<br />
7. Grup Wartawan Iptek, Ketua<br />
Soegiarto PS<br />
8. Kwarnas Gerakan Pramuka, Ketua<br />
Drs. Poernomo<br />
9. Himpunan Untuk Kelestarian<br />
Lingkungan Hidup (HUKLI),<br />
George Adjidjondro,<br />
10. Sekolah Tinggi Publisistik, Srutamandala<br />
Kelompok 10 kemudian menambah<br />
anggota untuk menguatkan kelompok,<br />
antara lain Yayasan Pendidikan Kelestarian<br />
<strong>Alam</strong> yang diketuai oleh Ibu Aziz Saleh, Yayasan<br />
Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)<br />
yang diketuai oleh Zumrotin, Persatuan Radio<br />
Swasta Niaga Indonesia (PRSSNI),<br />
Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan<br />
Ekonomi dan Sosial (LP3ES) yang diketuai<br />
oleh Ismed Hadad, Ikatan Arsitek Indonesia<br />
(IAI), dan Harian Sinar Harapan<br />
yang diwakili oleh Winarta Adisoebrata.<br />
Meskipun keanggotaannya tidak lagi<br />
sepuluh organisasi, namun nama Kelompok<br />
10 tetap dipertahankan untuk memberikan<br />
penghargaan kepada sepuluh organisasi<br />
pendirinya.<br />
Kelompok ini diketuai oleh Zein Rachman<br />
(IALI), dengan Sekretaris I Dedy Darnaedi<br />
(BSCc) dan Sekretaris II Bedjo Rahardjo<br />
(GRJS-Bulungan). Untuk menjalankan kegiatannya,<br />
kelompok ini menempati sebuah<br />
ruangan di kantor PPLH, Jalan Merdeka<br />
Barat, Jakarta. Kelompok ini bertugas<br />
menjadi jembatan antara pemerintah dan<br />
NGO. Beberapa NGO ini menawarkan<br />
bantuan kepada Emil Salim untuk membantu<br />
menjadi sukarelawan Kantor Kementerian<br />
Negara Lingkungan Hidup.<br />
Pada medio 1980, berita pencemaran<br />
Teluk Jakarta disiarkan media massa mengejutkan<br />
banyak orang, termasuk aktivis<br />
lingkungan. Kasus ini mendapatkan respon<br />
luar biasa dari masyarakat, terlebih ketika<br />
GERAKAN LINGKUNGAN DI INDONESIA 37